Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sasirangan dan Pagatan

Bakal Tampil di Ajang New York Fashion Week 2018

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Perancang busana Vivi Zubedi terpilih sebagai satu-satunya perancang modest fashion yang akan tampil di ajang mode internasional New York Fashion Week 2018.

Dia akan menerbangkan kainsesirangandanpagatankhas Kalimantan Selatan ke pagelaran New York Fashion Week The Shows di NY Industria, 775 Washington Street, New York, pada 11 Februari 2018.

Berkolaborasi bersama pasar dalam jaringan Hijup, desainer yang populer dengan desain abaya ini akan mengangkat temaUrang Banuayang berhubungan dengan tempat di mana ia menemukan kain-kain indah yang akan ditampilkannya di New York.

"Keunikan warna dan keindahan dari kain itu terbentuk dari kerja keras, gairah, dan cinta para pengrajin," kata dia, di Jakarta, pekan lalu.

Perancang busana berdarah Arab ini akan menampilkan 32 koleksi perdananya, yaitu padu padan kain Sasirangan dan Pagatan yang diaplikasikan dalam pakaian terusan, atasan, bawahan dan luaran khas Zubedi, dengan sentuhan aksesoris dan payet yang seluruhnya berasal dari Kalimantan Selatan.

"Inspirasi koleksi ini didapat dari semangat para wanita pengrajin kain tradisional di Kalimantan Selatan, yang mewakili simbol kesatuan dan keunikan budaya Indonesia," kata dia.

Selain itu, koleksi ini juga merupakan visi dia untuk mengenalkan hasil kerajinan dan kebudayaan Indonesia ke mata internasional yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi pengrajin Indonesia.

Tidak hanya itu, sebagian dari hasil penjualan koleksinya juga akan didonasikan sebagai bentuk apresiasi kepada pengrajin kain tradisional.

Vivi Zubedi mengatakan dengan membawa fashion hijab ke NYFW, pihaknya ingin membuktikan dengan tampil berhijab tidak berbeda dengan orang lain yang tidak memakai hijab. Vivi menjelaskan, pihaknya tidak akan melakukan sesuatu yang buruk untuk Amerika Serikat.

"Mr Presiden, saya cinta negara Anda, saya juga cinta orang-orang Anda, dan kami tidak akan melakukan apapun kepada Anda dan orang-orang Anda," katanya.

Desainer asal Jakarta itu mengatakan bahwa karyanya menunjukkan ciri khasnya yakni dengan tampilan cenderung konservatif, seperti kebaya hitam, potongan longgar dan melayang.

Angkat Kesejahteraan Pengrajin

Vivi Zubedi menelusuri pedalaman Kalimantan Selatan untuk bertemu para pengrajin kain Sasirangan dan Pagatan dalam mempersiapkan karyanya di ajang internasional New York Fashion Week 2018.

Dalam perjalanan tersebut, dia mengungkapkan betapa nasib para pengrajin kain tradisional di Kalimantan Selatan tersebut masih hidup di bawah garis kemiskinan, padahal dari tangan-tangan mereka terlahir kain-kain yang memiliki nilai budaya tinggi dan berpotensi dihadirkan dalam ajang mode internasional.

"Saya tanya berapa upah untuk menghasilkan selembar kain sepanjang sekitar dua meter, di mana mereka harus telusur terlebih dauhulu, kemudian diwarnai, kemudian dibuka telusurnya dengan hati-hati, karena kalau tidak kainnya akan bolong. Itu butuh ketelitian tinggi. Dan upah mereka hanya seribu rupiah," ungkap dia.



Selain itu, beberapa pengrajin yang juga mengerjakan motif untuk kainpagatandari Kalimantan Selatan hanya diberi upah lima ratus rupiah untuk selembar kain. Vivi kemudian melanjutkan pertanyaannya, apakah upah tersebut cukup untuk memenuhi kehidupan mereka sehari-hari.

"Kemudian mereka bilang, harus mengerjakan sekitar 30 kain dalam sehari untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kalau saya hitung, dengan kerja maksimal, pendapatan mereka hanya 400.000 rupiah dalam sebulan," ujar dia.

Melihat kenyataan tersebut, Zubedi mengajak pemerintah daerah setempat untuk mengangkat kesejahteraan para pengrajin dengan memberi pembinaan dan memfasilitasi para pembeli dari luar negeri yang ingin membeli kain-kain tersebut.

Menurut dia, kain-kain yang mereka hasilkan masih perlu sentuhan modern agar semakin diminati oleh pegiat mode di dalam maupun luar negeri.

"Mimpi saya adalah saya nantinya akan menjadi perantara antara buyer dan pengrajin, yang tidak meraup keuntungan, sehingga para pengrajin bisa menyesuaikan kain buatannya dengan keinginan buyer. Ini memang masih jauh, tapi saya harap bisa terwujud," ujarnya.

Abaya Syar'i ala Vivi

Pada kesempatan yang berbeda, Vivi Zubedi menyuguhkan 16 abaya dengan tetap mempertahankan potongan longgar yang syar'i dalam pergelaran Jakarta Fashion Week 2017, beberapa waktu lalu.

Koleksi abaya terbaru Vivi bernuansa earth tone dan dihiasi aksen perpaduan motif bordir yang tetap menutup aurat secara maksimal.

Gamis hitam menjadi lebih manis saat dipadu dengan outer asimetris penuh bordir, hanya menutupi dada di bagian depan kemudian menyerupai jubah melambai di bagian belakang.

Tidak hanya berbahan dasar hitam, Vivi juga memadukan abaya biru dengan luaran merah menjuntai dengan motif tribal ramai dipadu kerudung hijau.

Motif-motif itu kadang hanya terkonsentrasi di bagian atas, tepatnya pinggang, sepanjang lengan dan dada. Sementara abaya bagian bawah dibiarkan polos dan menjuntai longgar.

Vivi membawa unsur bohemian melalui bordir buatan tangan.Hiasan-hiasan itu terinspirasi dari alam, seperti pohon, bunga dan motif tribal yang ada sejak masa silam. pur/R-1

Komentar

Komentar
()

Top