Bahrain Tolak Desakan AS

MANAMA - Pemerintah Bahrain menyatakan akan tetap mempertahankan komitmennya bagi pembentukan negara Palestina dengan mendukung solusi dua negara. Hal itu diutarakan Raja Bahrain, Hamad bin Isa Al-Khalifa, saat berbicara dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, yang berkunjung ke Manama pada Rabu (26/8).

Menlu Pompeo berada di Timur Tengah dengan misi mendesak lebih banyak hubungan Israel dengan negara-negara Arab lainnya setelah pekan lalu AS berhasil memediasi kesepakatan damai antara Israel dengan Uni Emirat Arab (UEA).

"Bahrain akan tetap menjunjung tinggi Inisiatif Perdamaian Arab yang menyerukan Israel menarik diri seluruhnya dari teritori Palestina yang diduduki sejak 1967 sebagai imbalan perdamaian dan normalisasi hubungan sepenuhnya," demikian kata Raja Hamad seperti dikutip kantor berita Bahrain News Agency (BNA).

"Raja menegaskan pentingnya untuk meningkatkan upaya bahi mengakhiri konflik Palestina-Israel berdasarkan solusi dua negara dengan membentuk negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya," imbuh BNA.

Sebelum UEA memulihkan hubungan dengan Israel, sudah ada dua negara Arab lain yang meneken kesepakatan damai dengan Israel antara lain Yordania pada 1994 dan Mesir pada 1979. Bahrain merupakan negara pertama yang menyambut pemulihan hubungan UEA-Israel dan Menlu AS mengharapkan Bahrain akan segera mengikuti jejak UEA.
Halaman Selanjutnya....