Badan POM Diminta Jamin Kualitas Bahan Baku Obat
Foto: istimewaJAKARTA - Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) diminta menjaga kualitas bahan baku obat. Peran Badan POM sangat krusial dalam menjamin kualitas bahan baku serta produk farmasi.
Anggota Komisi IX DPR RI Putih Sari menekankan peranan BPOM dalam penguasaan atas setiap langkah produksi dan penyimpanan, serta pemahaman yang komprehensif mengenai kemungkinan munculnya zat-zat yang tidak diinginkan, menjadi hal yang sangat penting dalam sektor farmasi.
"Fokus dari Panja adalah kualitas bahan baku yang digunakan dalam memproduksi obat-obatan agar tidak berefek buruk pada masyarakat," tuturnya dalam Rapat dengan BPOM di Gedung DPR, Rabu (5/9).
Dia mengajak seluruh industri farmasi mematuhi standar cara pembuatan obat yang baik (CPOB), termasuk penggunaan bahan baku berstandar pharmagrade sesuai standar Farmakope Indonesia.
"Belakangan ini banyak obat yang ternyatat tidak sesuai dengan standar, kami minta industri farmasi harus patuh mengenai pembuatan obat yang baik," pungkasnya.
Obat generik menjadi penopang dalam layanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Penggunaannya terus meningkat sejalan dengan cakupan layanan JKN yang semakin luas. Hal ini harus menjadi fokus utama BPOM untuk mengawal ketersediaan obat generik yang berkualitas. Pemenuhan CPOB menjadi faktor penting bagi industri farmasi untuk menghasilkan obat generik yang aman, berkhasiat, dan bermutu.
Solusi Konstruktif
Tak hanya industri farmasi, sarana pelayanan kesehatan dan sarana pelayanan kefarmasian juga berperan aktif memastikan kepatuhan terhadap standar dan persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang Kesehatan. Pasalnya saat ini, sebanyak 83 persen obat yang tercakup dalam JKN merupakan obat generik.
"Ini tidak hanya menjadi wadah untuk mendiskusikan permasalahan, tetapi juga untuk mencari solusi konstruktif yang dapat meningkatkan kualitas layanan publik di bidang obat," sebut Putih.
Seperti diketahui, Presiden RI Joko Widodo resmi melantik dan mengambil sumpah dr. Taruna Ikrar, M.Biomed sebagai Kepala BPOM RI pada 19 Agustus lalu. Taruna Ikrar adalah dokter dan ilmuwan yang mendalami bidang kefarmasian, jantung, dan saraf.
Dia menggantikan Kepala BPOM sebelumnya diemban oleh Dr. Ir. Penny Kusumastuti Lukito. Kemudian jabatan tersebut dipegang oleh Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala BPOM RI, yaitu Dr. Dra. L. Rizka Andalusia.
Tantangan dan permasalahan dalam pengawasan obat dan makanan saat ini semakin kompleks, seiring dengan semakin berkembangnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, derasnya arus informasi, serta kebutuhan (demand) masyarakat Indonesia yang semakin kritis. dr. Taruna Ikrar mengakui tanggung jawab pengawasan obat dan makanan, ini berat kerena terkait 280 juta penduduk Indonesia saat ini.
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Electricity Connect 2024, Momentum Kemandirian dan Ketahanan Energi Nasional
- 2 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 3 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
- 4 Tim Putra LavAni Kembali Tembus Grand Final Usai Bungkam Indomaret
- 5 Seminar Internasional SIL UI Soroti Koperasi Indonesia di Era Anthropocene