Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Badan Geologi: Aktivitas Kegempaan Lewotobi Laki-laki Masih Fluktuatif

Foto : ANTARA/HO-Badan Geologi

Visual Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, NTT, Kamis (18/4).

A   A   A   Pengaturan Font

Badan Geologi: Aktivitas kegempaan Lewotobi Laki-laki fluktuatif

LEWOLEBA - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyebut aktivitas visual dan kegempaan Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) masih fluktuatif pada periode 1-16 April 2024.

"Berdasarkan hasil evaluasi dan analisis secara menyeluruh dari pemantauan visual dan instrumental, menunjukkan aktivitas visual dan kegempaan pada Gunung Lewotobi Laki-laki masih fluktuatif dan tingkat aktivitas masih pada level II atau Waspada," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi Hendra Gunawan dalam keterangan yang diterima di Lewoleba, Ibu Kota Kabupaten Lembata, Jumat.

Ia menjelaskan, pengamatan pada periode itu menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki mengalami peningkatan dari jumlah erupsi dan hembusan.

Hal itu menunjukkan bahwa material yang berada di dalam telah terdorong keluar sehingga menyebabkan jumlah gempa permukaan meningkat dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Kemudian guguran lava masih terjadi namun tidak teramati secara visual. Guguran lava ini berasal dari tubuh lava yang masih belum stabil akibat suhunya yang masih tinggi dan pendinginan.

Pengukuran menggunakan pesawat nirawak pada tanggal 9 April 2024 mencatat jarak aliran berada di sekitar 4.340 meter dari pusat kawah Gunung Lewotobi Laki-laki.

Jika dibandingkan dengan pengukuran sebelumnya pada tanggal 29 Februari 2024, yakni sejauh 4.320 meter, hal itu menunjukkan pergerakan guguran yang cukup lambat.

"Pengaruh kemiringan lereng dan suhu lava yang masih tinggi memungkinkan lava masih dapat bergerak meskipun sangat perlahan," kata Hendra.

Selanjutnya Badan Geologi mencatat gempa-gempa pada periode tersebut mengalami kenaikan pada jumlah gempa erupsi, hembusan, dan gempa harmonik, yang diakibatkan material suplai magma dari dalam pada periode sebelumnya terdorong keluar.

"Gempa vulkanik dangkal dan vulkanik dalam menunjukkan adanya kenaikan yang fluktuatif sehingga masih dapat berpotensi terjadi erupsi untuk ke depannya," ungkap Hendra.

Atas evaluasi tersebut, Badan Geologi merekomendasikan agar masyarakat dan atau pengunjung tidak melakukan aktivitas apa pun dalam radius dua kilometer dari pusat erupsi.

Rekomendasi yang sama berlaku untuk sektoral tiga kilometer pada arah utara-timur laut dan lima kilometer pada sektor timur laut.

"Masyarakat yang terdampak hujan abu dapat memakai masker, pelindung mulut dan hidung untuk menghindari bahaya abu vulkanik pada sistem pernapasan," kata Hendra.


Redaktur : -
Penulis : Antara, Alfred

Komentar

Komentar
()

Top