Badan Energi Internasional Wanti-wanti Krisis Energi Hantam Asia Tenggara
Direktur Eksekutif Badan Energi Internasional (IEA) Fatih Birol.
Direktur Eksekutif Badan Energi Internasional (IEA) Fatih Birol, mewanti-wanti Asia Tenggara untuk berinvestasi lebih banyak dalam energi bersih untuk mengurangi ketergantungan jangka panjangnya pada bahan bakar fosil, yang rentan terhadap fluktuasi harga dan dapat berdampak buruk pada ekonomi negara.
Berbicara kepada Channel News Asia, Birol mendesak negara-negara di kawasan itu, termasuk Indonesia, untuk belajar dari krisis yang sedang berlangsung di Eropa, di mana ketergantungan yang berlebihan pada energi Rusia telah menyebabkan negara-negara dengan biaya tinggi dan masalah pasokan.
Pasalnya, Birol menilai tingginya permintaan akan bahan bakar fosil di Asia Tenggara telah membuat kawasan itu rentan terhadap krisis energi. Ia pun meminta para pemangku kebijakan untuk mendiversifikasi sumber impor energinya, termasuk untuk minyak, gas, dan batu bara.
"Eropa membuat kesalahan, meskipun IEA selama bertahun-tahun menggarisbawahi dan memperingatkan bahwa Anda tidak boleh bergantung pada satu pemasok utama untuk apa pun," katanya, seperti dikutip dari CNA.
Birol berkaca pada dampak dari konflik di Ukraina, di mana negara-negara Eropa telah berjuang untuk menemukan solusi alternatif usai Rusia mengurangi pasokan energi mereka ke negara-negara di Benua Biru. Raksasa Ekonomi Jerman bahkan sampai mengaktifkan kembali pembangkit listrik batu bara pada bulan Agustus, dan meningkatkan impor batu bara agar pembangkit listrik tetap beroperasi.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Fandi
Komentar
()Muat lainnya