Badan Antariksa Eropa Berencana Rekrut Astronaut Difabel Pertama
European Space Agency (ESA)
DARMSTADT - Badan Antariksa Eropa (European Space Agency/ESA) berharap untuk merekrut dan menerbangkan astronaut penyandang disabilitas pertama di dunia. Kepala ESA Josef Aschbacher pada Jumat (25/6) pekan lalu mengatakan ratusan calon para-astronaut telah melamar posisi tersebut.
Aschbacher mengatakan program antariksa beranggotakan 22 orang tersebut baru saja menutup program rekrutmen terbaru dalam sepuluh tahun terakhir. Sebanyak 22.000 mendaftar dalam program rekrutment tersebut.
"Kami ingin meluncurkan astronaut penyandang disabilitas, yang akan menjadi yang pertama kalinya," ungkap Aschbacher seperti dilansir VoA, Selasa (29/6). "Namun saya juga senang untuk ESA karena ini menunjukkan bahwa ruang angkasa adalah untuk semua orang, dan itu adalah sesuatu yang ingin saya sampaikan," imbuh dia.
ESA, yang roket Ariane-nya pernah mendominasi pasar untuk peluncuran satelit komersial, menghadapi persaingan yang semakin ketat dari perusahaan baru yang didanai oleh investor teknologi seperti Blue Origin milik Jeff Bezos dan SpaceX milik Elon Musk.
Tantangannya yang sangat besar adalah anggaran ESA sebesar 7 miliar euro ESA hanya sepertiga dari anggaran NASA. Selain itu, ESA hanya melakukan tujuh atau delapan peluncuran roketnya per tahun, jumlah yang amat mini jika dibandingkan 40 peluncurah per tahun yang dilakukan oleh Amerika Serikat.
Iklan pekerjaan tahun ini menarik minat hampir tiga kali lipat dari 8.000 lamaran yang diterima satu dekade lalu. Seperempatnya dari pelamar adalah perempuan, naik dari sebelumnya hanya 15 persen. ESA berjanji untuk mengembangkan teknologi untuk memastikan penyandang disabilitas, seperti kaki yang diamputasi, bisa berperan penuh.
Dan para astronot itu akan tidak hanya akan melakukan misi di Stasiun Luar Angkasa Internasional. Beberapa akan dikirim ke stasiun Gateway, yang rencananya akan dibangun AS di Bulan. Sementara itu, negara-negara anggota ESA sedang mempertimbangkan undangan dari badan antariksa Tiongkok dan Russia untuk berpartisipasi dalam proyek pangkalan Bulan yang serupa. VoA/I-1
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya