Selasa, 24 Des 2024, 01:00 WIB

Ayo Wujudkan Perdamaian, AS Yakin Konflik Ukraina dan Russia Segera Diakhiri

Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan

Foto: istimewa

WASHINGTON – Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, mengatakan kesepakatan damai untuk mengakhiri konflik Ukraina dapat dicapai dengan menekan Russia, hal yang diharapkan dilakukan Donald Trump saat resmi menjabat.

"Saya pikir, Trump akan menekannya (Russia). Saya yakin kesepakatan dapat tercapai," ujar Sullivan kepada CNN.

Menurut Sullivan, jika Amerika Serikat menolak membantu Ukraina lebih jauh, seperti menarik dukungan secara tiba-tiba dari Ukraina, dan menyetujui persyaratan Moskwa, hal ini akan sangat merugikan kepentingan AS dalam jangka panjang.

"Saya pikir yang terpenting adalah Trump mengirim pesan kepada (Presiden Russia Vladimir) Putin bahwa AS akan terus mendukung Ukraina, Eropa akan terus mendukung Ukraina hingga dan kecuali Russia menerima ketentuan yang adil untuk perdamaian," tutup Sullivan.

Sebelumnya, Presiden Russia, Vladimir Putin, mengajukan inisiatif untuk menyelesaikan konflik di Ukraina secara damai. Moskwa segera menghentikan tembakan dan menyatakan kesiapan untuk berunding setelah penarikan pasukan Ukraina dari wilayah baru Russia.

Selain itu, imbuhnya, Kiev harus menyatakan penolakan terhadap niat untuk bergabung dengan NATO dan melaksanakan demiliterisasi dan denazifikasi, serta menerima status netral, nonblok, dan nonnuklir.

Pemimpin Russia itu juga menyebutkan mengenai pencabutan sanksi terhadap Russia.Namun, setelah serangan teroris Angkatan Bersenjata Ukraina di wilayah Kursk, Putin menyebut mustahil untuk bernegosiasi dengan mereka yang tanpa pandang bulu menyerang warga sipil, infrastruktur sipil, atau mencoba menciptakan ancaman terhadap fasilitas tenaga nuklir.

Dia menyatakan bahwa usulan perdamaian Moskwa untuk penyelesaian Ukraina, yang sebelumnya disuarakan oleh Kepala Negara Russia, belum dibatalkan, tetapi pada tahap ini, "dengan adanya kejadian ini," Russia tidak akan berbicara dengan Ukraina.

Gencatan Senjata

Kementerian Luar Negeri Swiss mengatakan negara tersebut tidak berencana mengadakan konferensi kedua hanya tentang Ukraina, melainkan fokus pada persiapan pembicaraan gencatan senjata.

Dikutip dari Antara, Menteri Luar Negeri Swiss, Ignazio Cassis, mengatakan Swiss secara aktif bekerja dengan Uni Eropa, Amerika Serikat, Russia, dan negara-negara G7 untuk menyelenggarakan konferensi kedua tentang Ukraina dengan kali ini melibatkan Russia.

"Saat ini, Swiss tidak merencanakan konferensi perdamaian kedua. Fokus utama kami sekarang adalah mempersiapkan pembicaraan gencatan senjata, dan pemilu AS menjadi faktor kunci," kata Kemenlu kepada surat kabar Russia, Izvestia.

Kedutaan Besar Russia di Bern menyatakan kepada surat kabar tersebut bahwa Moskwa terbuka untuk melakukan dialog yang konstruktif dan bermakna dengan perwakilan Swiss, termasuk mengenai Ukraina.

Sebagai contoh nyata, menurut beberapa diplomat Russia, Menlu Russia, Sergey Lavrov, sudah melakukan kontak dengan Menlu Ignazio Cassis.

“Namun, ini tidak berarti Russia menganggap Swiss sebagai mediator potensial, terutama jika Konfederasi terus mengambil sikap yang secara terbuka mendukung Kiev pada tahun mendatang,” tegas Kedubes Russia.

Mengenai kemungkinan penyelenggaraan konferensi lain tentang Ukraina di Swiss, Kedubes menyatakan upaya negara-negara Barat untuk “memaksakan kapitulasi pada Russia melalui 'formula perdamaian' Kiev” tidak akan mengubah sikap Moskwa, karena bertentangan dengan kepentingan nasional utama Russia.

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S

Tag Terkait:

Bagikan: