Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ayo Wujudkan Mandiri Pangan, Perlu Upaya Komprehensif Jadikan Petani Bali Sejahtera

Foto : ANTARA/Ni Luh Rhismawati

Anggota Dewan Perwakilan Daerah Dapil Bali Made Mangku Pastika saat berbincang dengan para petani di kebun percontohan yang menerapkan sistem crowd funding (pendanaan bersama) itu di Bangli, Rabu (13/12/2023).

A   A   A   Pengaturan Font

Bangli - Anggota Dewan Perwakilan Daerah Dapil Bali Made Mangku Pastika mengatakan perlu upaya yang komprehensif untuk menjadikan petani lebih sejahtera yang sekaligus dapat mendukung upaya Bali agar bisa mandiri pangan.

"Dengan alam Bali yang subur dan begitu lengkap sebenarnya tidak mungkin kita sampai kekurangan pangan kalau setiap jengkalnya dimanfaatkan dengan betul-betul," kata Pastika saat mengadakan reses di Banjar Malet-Desa Tiga, Kabupaten Bangli, Rabu.

Reses yang bertajuk Pengembangan Pertanian dengan Sistem "Ngerombo" Pionir Crowd Funding itu menyasar para petani yang telah mengembangkan kebun percontohan alpukat dan jeruk seluas satu hektare.

Menurut mantan Gubernur Bali dua periode itu, untuk mengoptimalkan lahan-lahan pertanian dengan baik dan memberikan nilai tambah pada petani, tentunya harus melalui sentuhan teknologi.

Selain itu harus ada tangan-tangan dan kekuatan besar atau subsidi yang turut menghidupi petani di saat mereka belum mendapatkan hasil panen. "Petani tentu perlu makan, biaya sekolah anak dan kebutuhan lainnya, sedangkan rata-rata panen hasil perkebunan itu tahunan," ucapnya.

Kekuatan yang bisa membantu petani untuk menjadikan pertanian tangguh, lanjut Pastika, tak hanya dari sisi pemerintah, namun juga perlu digerakkan kekuatan masyarakat sipil agar bisa ikut berperan. Dengan demikian alam Bali tetap hijau dan bisa memberikan kesejahteraan bagi petani.

"Perkebunan alpukat dan jeruk ini menjadi salah satu contoh betapa lahan-lahan warga bisa menjadi hijau kembali dan tentunya memberikan keuntungan. Apalagi alpukat ini merupakan salah satu contoh buah premium yang tinggi permintaan dan dengan kandungan nutrisinya yang luar biasa," ujarnya.

Terlebih para petani tidak saja melakukan kegiatan menanam, tetapi sebagian juga sebagai produsen bibit.

"Kalau bertani skala kecil hasilnya tidak cukup. Jadi, perlu bekerja sama agar lebih efisien dan efektif. Dengan lahan yang lebih luas, nantinya juga bisa dimanfaatkan menjadi tempat wisata," kata Pastika.

Sementara itu, I Wayan Sunarta yang merupakan salah satu inisiator "crowd funding agribusiness" di Provinsi Bali mengatakan masalah klasik yang dihadapi petani Bali diantaranya berupa kepemilikan lahan yang sempit, modal yang kecil hingga ketersediaan pupuk.

"Oleh karena itu, melalui kebun percontohan ini kami ingin memberikan fakta dan bukan retorika," katanya.

Di kebun seluas satu hektare tersebut ditanam alpukat jenis hass sebanyak 400 pohon. Alpukat yang terkenal dari Australia itu sudah mulai berbuah di umur tiga tahun.

"Baru sekali panen. Hasilnya bagus dan semua terjual. Satu pohon paling sedikit menghasilkan 20 kilogram. Mudah-mudahan di tahun kelima sudah bisa optimal hingga 100 kilogram untuk satu pohon," ucap pria yang juga aktif dalam gerakan Bali Green Initiative itu.

Melalui kebun percontohan hasil sinergi dengan pemilik lahan, petani dan pemilik modal itu juga dapat menghindari petani terjebak pada tengkulak karena menggunakan sistem bagi hasil.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top