Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ayo Kerja Keras, Yogyakarta Targetkan Angka Stunting di Bawah 10 Persen di Akhir 2024

Foto : ANTARA/ Irwansyah Putra

Arsip Foto. Warga membawa anak mereka untuk mendapatkan imunisasi di posyandu di Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh, Kamis (8/7/2021. Kegiatan posyandu antara lain mencakup pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak serta penyuluhan gizi untuk mencegah kasus stunting.

A   A   A   Pengaturan Font

Yogyakarta - Pemerintah Kota Yogyakarta menargetkan peran maksimal tim percepatan penurunan stunting (TPPS) mampu menurunkan prevalensi stunting di wilayah ini hingga di bawah 10 persen pada akhir 2024.

"Kita berharap nantinya capaian intervensi di akhir tahun 2024 atau awal tahun 2025, prevalensi bisa di bawah 10 persen," kata Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Yogyakarta Sarmin dalam keterangannya di Yogyakarta, Jumat.

Sarmin menyebutkan sesuai Data Pemantauan Status Gizi melalui Capaian Intervensi Serentak, per 30 Juni 2024, prevalensi stunting Kota Yogyakarta di angka 10,6 persen.

Angka tersebut menurun jika dibandingkan dengan prevalensi 2023 yang mencapai 11,8 persen.

"Kami selalu berupaya memberikan yang terbaik untuk bersama-sama menuntaskan permasalahan stunting di Kota Yogyakarta walaupun saat ini angka prevalensinya menurun dibandingkan tahun kemarin," ujar Sarmin.

Jika mengacu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Indonesia, penurunan angkastunting di Kota Yogyakarta telah melampaui nasional yang menargetkan prevalensi stunting pada 2020-2024 turun di angka 14 persen.

Menurut dia, ada 73 indikator yang menjadi evaluasi bersama TPPS Kota Yogyakarta, yang diharapkan dapat menjadi upaya bersama dalam penurunan stunting di Kota Yogyakarta.

Penyuluh Keluarga Berencana (KB) Kecamatan Gedong Tengen, Kota Yogyakarta Widyastuti menuturkan penurunan angka stunting di Kota Yogyakarta membutuhkan dukungan dari orang tua dan keluarga.

Widyastuti mengakui masih banyak orang tua yang belum sadar pentingnya pemenuhan gizi pada anak dan pola asuh yang tepat, sehingga dapat menunjang penurunan angka stunting.

"Kita sudah melakukan pendampingan secara maksimal ke wilayah. Namun, masih ada perilaku pola asuh yang perlu ditingkatkan. Harapannya keluarga ikut memperhatikan untuk memberikan gizi seimbang pada anak mereka. Sehingga, bisa memenuhi kebutuhan anak," ujar dia.

Selain pendampingan, menurut Widyastuti, di setiap wilayah dilakukan pemberian asam folat, vitamin A dan Fe (zat besi), ANC (Ante Natal Care) terpadu, pemberian konseling gizi, makanan tambahan untuk ibu hamil kekurangan energi kronik (KEK), pemberian makanan tambahan (PMT) bagi balita, suplemen zink dan imunisasi, suplementa isi tablet tambah darah (TTD), serta kelas calon pengantin dan skrining kesehatan.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top