![Awal Puasa dan Lebaran Sering Berbeda dengan Pemerintah, Ini 9 Alasan Mengapa Muhammadiyah Memilih Hisab](https://koran-jakarta.com/images/article/awal-puasa-dan-lebaran-sering-berbeda-dengan-pemerintah-ini-9-alasan-mengapa-muhammadiyah-memilih-hisab-220424192607.jpeg)
Awal Puasa dan Lebaran Sering Berbeda dengan Pemerintah, Ini 9 Alasan Mengapa Muhammadiyah Memilih Hisab
![Awal Puasa dan Lebaran Sering Berbeda dengan Pemerintah, Ini 9 Alasan Mengapa Muhammadiyah Memilih Hisab](https://koran-jakarta.com/images/article/awal-puasa-dan-lebaran-sering-berbeda-dengan-pemerintah-ini-9-alasan-mengapa-muhammadiyah-memilih-hisab-220424192607.jpeg)
YOGYAKARTA - Penentuan awal puasa dan lebaran oleh PP Muhammadiyah sering berbeda dengan yang ditentukan oleh pemerintah.
Dikutip dari Muhammadiyah.or.id, sebenarnya tidak ada yang meragukan bahwa Nabi Saw menggunakan rukyat dalam penentuan awal bulan kamariah. Bahkan pandangan para ulama mazhab telah sepakat menyatakan bahwa salah satu syarat masuknya bulan Ramadan adalah melihat hilal. Lantas mengapa Muhammadiyah malah menggunakan hisab?
Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Rahmadi Wibowo dalam acara Sosialisasi Ketarjihan pada Sabtu (23/04) menyampaikan sembilan alasan mengapa persyarikatan Muhammadiyah yakin menggunakan hisab dalam penentuan awal bulan kamariah, di antaranya:
- Semangat Al Quran adalah penggunaan hisab
Dalam al-Quran terdapat dua ayat yang mengandung isyarat yang jelas kepada hisab, QS. Ar-Rahman ayat 5. Ayat ini tidak sekadar memberi informasi, tetapi juga mendorong untuk melakukan perhitungan terhadap gerak matahari dan bulan. Sedangkan dalam QS. Yunus ayat 5 menyebutkan bahwa menghitung gerak matahari dan bulan sangat berguna untuk mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu.
- Hadis-hadis yang memerintahkan rukyat adalah perintah berillat
Menurut Rasyid Ridha dan Musthafa az-Zarqa, perintah rukyat dalam beberapa hadis Nabi Saw merupakan perintah yang mengandung illat atau memiliki alasan hukum, yaitu kondisi umat pada saat itu masih belum mengenal tulis baca dan hisab (ummi), apalagi pada waktu itu Islam baru berkembang di daratan jazirah Arab, sehingga untuk memudahkan Nabi saw memerintahkan sarana yang tersedia saat itu, yaitu rukyat. Dalam keadaan umat Islam yang telah tersebar luas, rukyat tidak dapat mencakup seluruh permukaan bumi saat visibilitas pertama.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Eko S
Komentar
()Muat lainnya