Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Audit Kasus "Stunting" Fokus Upaya Pencegahan

Foto : Muhamad Ma'rup

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, menerangkan, audit kasus stunting fokus upaya pencegahan. Sasarannya tidak hanya bayi stunting, tapi juga calon pengantin, ibu hamil, dan bayi berisiko stunting.

"Audit kasus stunting tidak hanya fokus pada audit kasus baduta/balita stunting, fokusnya diarahkan pada upaya pencegahan lahirnya bayi stunting," ujar, dalam Coaching Audit Kasus Stunting, di Jakarta, Senin (23/5).

Hasto mengatakan, audit kasus stunting butuh surveilans data rutin yang memadai sebagai basis seleksi kasus dan kajian. Audit kasus stunting juga membuka jalur konsultasi dan koordinasi antar unsur pengambil kebijakan, pelaksana program dan kegiatan, serta para pakar.

Dia menambahkan, audit kasus stunting dilakukan secara selektif atas kasus yang dipandang membutuhkan pertimbangan/saran pakar. Meski begitu, rekomendasi yang diberikan oleh pakar atas kasus serupa di wilayah lain dapat dijadikan sebagai rujukan intervensi.

"Untuk mendukung pelaksanaan good and clean governance, kami berharap pelaksanaan audit kasus stunting tetap memperhatikan prinsip pelibatan masyarakat, keterbukaan informasi serta bebas benturan kepentingan," katanya.

Lebih lanjut, Hasto menyebut, kelembagaan tim percepatan penurunan stunting telah terbentuk di tingkat provinsi sampai dengan tingkat desa/kelurahan. Tim ini dilengkapi pula dengan satuan tugas yang memiliki jalur komando tidak terputus dari pusat sampai dengan tim pendamping keluarga.

"Ini untuk memastikan konvergensi kebijakan dan strategi dalam bentuk paket layanan diterima oleh kelompok sasaran keluarga berisiko stunting. Kendaraan kelembagaan ini merupakan kekuatan dalam memastikan audit kasus stunting dapat terlaksana dengan baik," tandasnya.

Keluarga Berkualitas

Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR RI, Kurniasih Mufidayati, menerangkan, DPR bersama BKKBN akan membangun konsep keluarga yang berkualitas dan penuh dengan perencanaan. Menurutnya, keluarga yang berkualitas memiliki peran penting di tengah pandemi Covid-19 ini.

"Pandemi ini sangat berdampak pada keluarga Indonesia, baik dampak terhadap ketahanan sosialnya, ketahanan ekonominya, dan ketahanan pangannya. Nah ketahanan pangan ini sangat penting untuk mencegah terjadinya stunting, supaya gizi anak tetap terjaga," ucapnya.

Direktur Analisis Dampak Kependudukan BKKBN RI, Faharuddin, menjelaskan bahwa keluarga berencana mempunyai peran penting dalam peningkatan kualitas SDM. Selain stunting, faktor lainnya adalah mencegah kematian ibu dan bayi dan menghindari pernikahan dengan usia terlalu muda.

"Pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana yang komprehensif dapat meningkatkan kualitas keluarga yang akan mampu menjadi keluarga yang berkualitas bagi peningkatan sumber daya manusia dan pembangunan," katanya.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top