Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Atasi "Stunting", Program Bidan Inspiratif untuk Negeri Diluncurkan

Foto : Istimewa

Kick off dan webinar Program Bidan Inspiratif untuk Negeri pada Sabtu (23/7).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Permasalahan gizi pada bayi usia di bawah lima tahun (Balita) masih menjadi kendala kesehatan yang tergolong tinggi di Indonesia, salah satunya adalah stunting.Untuk mengatasi hal tersebutDompet Dhuafa berkolaborasi dengan PT Kimia Farma Tbk meluncurkan program Bidan Inspiratif untuk Negeri.

Direktur Sumber Daya Manusia PT Kimia Farma TBK,Dharma Syahputra menjelaskanstunting ini merupakan salah satu indikator gagal tumbuh pada Balita akibat kekurangan asupan gizi kronis pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yakni dari anak masih dalam bentuk janin hingga berusia 23 bulan.Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi Balita stunting sebesar 24,4% pada 2021.

"Data tersebut menggambarkan, hampir seperempat Balita di Indonesia mengalami stunting pada tahun lalu. Pemerintah menargetkan stunting di Indonesia turun menjadi hanya 14% pada 2024.Dalam mendukung upaya pemerintah dalam percepatan penurunan angka stunting, Dompet Dhuafa berkolaborasi dengan PT Kimia Farma Tbk menginisiasi program bertajuk Bidan Inspiratif untuk Negeri (BIUN)," kata Dharma saat peluncuran kegiatan ini di Jakarta, akhir pekan lalu.

Ia menambahkan kolaborasi ini tercetus dari kesamaan fokus program antara Dompet Dhuafa dan PT Kimia Farma Tbk dalam upaya penurunan stunting melalui intervensi berbasis inovasi program dan pemberdayaan bidan di lokus-lokus stunting.

"Semoga dengan adanya program Bidan Inspiratif ini dapat menekan laju stunting di Indonesia.Serta harapan dengan kolaborasi bersama berbagai elemen khususnya Dompet Dhuafa, diharapkan dapat efektif dalam perencanaan dan pengembangan program ini," kata Dharma.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Mohammad Zaki Alatas

Komentar

Komentar
()

Top