Aspirin Elektrik, Terobosan Mutakhir untuk Obati Sakit Kepala
Foto: IstimewaSeringkali beberapa dari kita merasakan sakit kepala saat beraktivitas. Terasa sangat menyebalkan jika kita sedang beraktivitas dan tiba-tiba terserang sakit kepala yang teramat sangat.
JIka sudah seperti ini, mengkonsumsi aspirin adalah jawaban yang tepat. Selain mudah ditemukan di mana-mana, aspirin yang mudah larut pun mampu bekerja secara cepat di dalam tubuh.
Namun tahukah kalian jika ada aspirin yang memanfaatkan teknologi, yaitu aspirin elektrik. Para ilmuwan gabungan dari Eropa berhasil mengembangkan aspirin elektrik yang digunakan dengan cara diimplan pada kranial atau tengkorak, khususnya di bagian rahang bergusi.
Jika sakit kepala menyerang, pengguna aspirin elektrik tersebut bisa langsung menempelkan alat berupa remot kontrol ke bagian gusi. Selanjutnya, aspirin yang telah tertanam akan memancarkan aliran listrik yang nantinya memblokir sinyal sakit kepala yang dipancarkan bagian sistem saraf atau sphenopalatine ganglion (SPG).
Dengan demikian, maka respon pada sistem saraf pusat atau pada otak terhadap adanya rangsang sakit kepala bisa dikurangi.
Aspirin elektrik memiliki beberapa kelebihan, di antaranya dapat mencegah keinginan bunuh diri karena stres memiliki sakit kepala akut. Selain itu dalam praktiknya alat ini juga lebih mudah digunakan ketimbang selalu membawa-bawa aspirin konvensional.
Kekurangannya, aspirin elektrik belum tersedia di semua wilayah dunia. Selain itu, harganya yang masih mahal pun membuat aspirin elektrik belum bisa dinikmati masyarakat umum.
Aspirin elektrik bisa menjadi sangat efektif karena bisa meredakan sakit kepala dalam kurun waktu 15 menit setelah alat tersebut bekerja. Sebuah statistik pun mencatat bahwa rata-rata penderita sakit kepala mengalami penurunan sebanyak 31 persen setelah menggunakan aspirin elektrik untuk mengobati sakit kepala di tiap pekannya.
Namun aspirin elektrik memiliki beberapa kendala, salah satunya adalah baru tersedia di negara-negara di Eropa saja. Di sisi lain, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan persetujuan dari Food and Drug Administration (FDA) terkait fungsi dari aspirin elektrik sebelum disebarluaskan ke negara-negara lain.
Lalu, masalah lain yang ditimbulkan dari aspirin elektrik ini adalah harganya yang mahal sehingga tidak semua orang bisa memilikinya.
Berita Trending
- 1 Cagub Khofifah Pamerkan Capaian Pemprov Jatim di Era Kepemimpinannya
- 2 Ini Klasemen Liga Inggris: Nottingham Forest Tembus Tiga Besar
- 3 Cawagub Ilham Habibie Yakin dengan Kekuatan Jaringannya di Pilgub Jabar 2024
- 4 Cagub Luluk Soroti Tingginya Pengangguran dari Lulusan SMK di Jatim
- 5 Cagub Risma Janji Beri Subsidi PNBP bagi Nelayan dalam Debat Pilgub Jatim
Berita Terkini
- Tindak Tegas, Polda Sumut Sita 55,95 Kg Sabu-sabu
- Arah Pembangunan Pusat dan Daerah Harus Selaras
- Jaga Wibawa Institusi, Pimpinan Harus Buka Borok Birokrat yang Korup
- Harris-Trump Terus Kampanye saat 75 Juta Warga Telah Mencoblos
- Dokter Spesialis Ini Ingatkan Aktivitas dan Latihan Fisik Rutin Bisa Kurangi Risiko Stroke