Asia Tidak Boleh Berperang di LTS
Foto: AFPMANILA - Asia tidak boleh berperang atas persaingan teritorial di Laut Tiongkok Selatan (LTS). Hal itu dilontarkan Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana pada Rabu (21/7), jelang kunjungan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) ke Asia Tenggara pekan depan.
Menhan Lorenzana diperkirakan akan membahas masalah terkait LTS ketika dirinya dan Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, bertemu di Manila pada 29 dan 30 Juli setelah Austin mengunjungi Singapura dan Vietnam.
"Bahkan jika ada latihan intensif antara AS dan sekutunya di kawasan itu, saya tidak percaya bahwa hal itu adalah persiapan untuk perang di LTS," kata Lorenzana, merujuk pada manuver angkatan laut AS dan sekutunya baru-baru ini di jalur air yang disengketakan itu.
"Untuk satu alasan sederhana bahwa ada rute perdagangan utama yang datang dari Tiongkok, dan menurut Bank Dunia, barang senilai lebih dari 6 triliun dollar AS melewati jalur air di LTS setiap tahunnya," ucap Lorenzana saat menerangkan alasan tak bolehnya berperang di LTS.
Pernyataan Menhan Lorenzana itu disampaikan dalam forum yang membahas pidato kenegaraan pekan depan oleh Presiden Rodrigo Duterte. Ini akan menjadi pidato tahunan terakhir panglima tertinggi Filipina di hadapan Kongres sebelum masa jabatannya berakhir pada 2022.
Manila dan Washington DC saat ini terikat oleh Perjanjian Pertahanan Bersama (Mutual Defense Treaty/MDT) yang telah berusia 70 tahun dan isinya menyerukan kedua pihak untuk saling membantu pertahanan jika salah satu dari dua sekutu lama diserang.
"Ada ketentuan dalam MDT bahwa serangan terhadap satu pihak dianggap sebagai serangan terhadap yang lain," kata Lorenzana.
Filipina, kata Lorenzana, akan mematuhi perjanjian itu meskipun penerapannya dalam tingkat apa pun harus melalui legislatif sebelum kita berpartisipasi dalam konflik apa pun di LTS.
Pertahankan Perjanjian
Saat bertemu Menhan Austin, Lorenzana mengatakan dia juga berharap akan bisa membahas Perjanjian Kunjungan Pasukan (Visiting Forces Agreement/VFA) bersama dengan Kesepakatan Pertahanan Bersama serta isu LTS lainnya.
Dalam menghadapi agresi Tiongkok yang berkelanjutan di kawasan itu, Lorenzana dan pejabat kebijakan luar negeri lainnya telah membujuk Duterte untuk mempertimbangkan kembali dan mengizinkan perpanjangan pakta yang akan berakhir tahun ini.
- Baca Juga: Trump Janji Akhiri 'Kemunduran Amerika'
- Baca Juga: Oxfam Kecam 'Oligarki Aristokrat' Jelang Forum Davos
"Saya yakin (perpanjangan pakta) ini akan diteken oleh Presiden Duterte," pungkas Lorenzana. BenarNews/I-1
Berita Trending
- 1 Ayo Dukung Penguatan EBT, Irena Jadikan Asean sebagai Prioritas Percepatan Transisi Energi
- 2 Mulai 23 Januari, Film '1 Kakak 7 Ponakan' Tayang di Bioskop
- 3 Semangat Awal Tahun 2025 by IDN Times: Bersama Menuju Indonesia yang Lebih Kuat dan Berdaya Saing
- 4 Cegah Penularan, Pemprov Jatim Salurkan 7.000 Dosis Vaksin PMK ke Pacitan
- 5 Sah Ini Penegasannya, Proyek Strategis Nasional di PIK 2 Hanya Terkait Pengembangan Ekowisata Tropical Coastland
Berita Terkini
- Heboh ASN DKI Boleh Poligami, Wamendagri Tegaskan Tak Ada Aturan Baru Soal Kawin dan Cerai
- Trump Janji Akhiri 'Kemunduran Amerika'
- Huda Celios: Bantuan Pemerintah Belum Efektif Dorong Petani Naik Kelas
- Pertukaran Sandera-Tahanan Disambut Suka Cita Warga Israel dan Palestina
- Terkait Pembongkaran Pagar Laut, Pengamat Maritim: Kepentingan Nelayan Harus Diutamakan