Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Hubungan Multilateral I Kesatuan Negara-negara di Asia Tenggara Masih Terjaga

Asean Diminta Lebih Berani Atasi Tantangan Global

Foto : ISTIMEWA

JOKO WIDODO Presiden RI - Meskipun harus berlayar melewati badai, kita sebagai pemimpin harus memastikan kapal ini dapat terus berlayar.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para pemimpin Perhimpunan Bangsa-BangsaAsia Tenggara atau Association of Southeast Asian Nations (Asean), untuk menjadi lebih berani, tangkas, dan menyusun rencana taktis jangka panjang untuk mengatasi tantangan global yang semakin meningkat.

Mengibaratkan Asean seperti sebuah kapal besar, Jokowi mengatakan kelompok tersebut mempunyai tanggung jawab besar terhadap ratusan juta orang yang berlayar bersama di dalamnya.

"Meskipun harus berlayar melewati badai, kita sebagai pemimpin harus memastikan kapal ini dapat terus berlayar. Kita harus menjadi kapten kapal kita sendiri untuk mencapai perdamaian, untuk mencapai stabilitas, untuk mencapai kesejahteraan bersama," ujar Presiden Jokowi, di awal sidang pleno KTT ke-43 Asean, di Jakarta, Selasa (5/9)

Sembilan pemimpin Asean hadir, termasuk Perdana Menteri (PM) baru Kamboja, Hun Manet, dan calon anggota PM Timor-Leste, Xanana Gusmao. Sedangkan PM Thailand yang baru, Srettha Thavisin, tidak hadir, tetapi diwakili oleh Menteri Luar Negeri Tetap, Sarun Charoensuwan.

Para petinggi militet Myanmar, yang dilarang menghadiri pertemuan tingkat tinggi Asean karena gagal membuat kemajuan nyata dalam rencana perdamaian untuk mengakhiri krisis, tidak mengirimkan perwakilan nonpolitik.

Dalam pidato pembukaannya untuk mengawali KTT yang akan berlangsung selama tiga hari hingga Kamis, Jokowi juga mengulangi pesannya yang konsisten bahwa Asean tidak akan menjadi wakil bagi negara mana pun dan akan bekerja sama dengan siapa pun demi perdamaian dan kemakmuran.

"Jangan jadikan kapal Asean kita sebagai ajang rivalitas yang saling menghancurkan, tapi jadikan kapal Asean ini sebagai ruang untuk membina kerja sama guna menciptakan kesejahteraan, menciptakan stabilitas, menciptakan perdamaian yang tidak hanya bagi kawasan, tetapi juga bagi dunia," tuturnya.

Tekanan Makin Besar

Indonesia, yang menjadi ketua bergilir blok 10 negara tersebut tahun ini, menghadapi tekanan yang semakin besar untuk menyelesaikan situasi di Myanmar, yang telah mengalami kekerasan setelah kudeta militer pada tahun 2021, dan mempercepat perundingan mengenai Kode Etik di wilayah sengketa di wilayah Laut Tiongkok Selatan.

Kepada para pemimpin Asean, Jokowi mencatat tantangan di masa depan semakin sulit. "Dan mengakibatkan perebutan pengaruh oleh negara-negara besar, namun kesatuan dan sentralitas Asean adalah kunci dalam mengatasi hal ini," katanya.

Menurut Jokowi, persatuan bukan berarti tidak ada perbedaan pendapat, namun justru ada keharmonisan dalam keberagaman. Perbedaan pendapat justru menyuburkan demokrasi dan justru menunjukkan bahwa kita sebagai satu keluarga mempunyai kedudukan yang setara.

Presiden Jokowi menegaskan kesatuan dan sentralitas Asean masih terjaga, di tengah tantangan dunia yang semakin berat dan perebutan pengaruh di antara kekuatan-kekuatan besar dunia.

"Sebagai anggota keluarga dan sebagai ketua Asean, saya ingin tegaskan bahwa kesatuan Asean sampai saat ini masih terpelihara dengan baik," kata Presiden Jokowi.

Namun, kata Jokowi, persatuan Asean bukan berarti tidak ada perbedaan pendapat di antara negara anggotanya.

Sebagai negara yang memiliki beragam suku, budaya, bahasa, dan agama, Indonesia menilai kesatuan sebagai sebuah harmoni dalam perbedaan-termasuk di dalamnya perbedaan pendapat.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top