Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik Politik

AS-Turki Bahas Pembebasan Pendeta Brunson

Foto : AFP/Yasin AKGUL

Wisatawan Antre - Wisatawan antre di toko Louis Vuitton yang ada iklan mata uang di Istanbul, Senin (13/8). Runtuhnya mata uang lira mengejutkan wisatawan asing.

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON - Penasihat keamanan nasional Gedung Putih, John Bolton, bertemu Duta Besar Turki untuk Amerika Serikat (AS) guna membahas penahanan pendeta Amerika, Andrew Brunson, di Turki.

"John Bolton bertemu Duta Besar Serdar Kilic dari Turki pada Senin (13/8) di Gedung Putih. Mereka membahas penahanan Pendeta Andrew Brunson dan hubungan ASTurki," kata juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders, di Washington, Selasa, (14/8).

Namun demikian, para pejabat AS mengatakan tidak ada tenggat waktu yang ditetapkan untuk pembebasan Brunson.

"Fakta bahwa ada diskusi yang sedang berlangsung antara kedua negara mengenai kembalinya Brunson ke AS adalah positif," kata Jay Sekulow, seorang pengacara untuk Presiden AS, Donald Trump, yang juga mewakili keluarga Brunson.

"Saya menantikan keluarga Brunson yang kembali ke AS," katanya lagi. Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, mengatakan Duta Besar AS akan mengunjungi Brunson.

"Pemulihan hubungan hanya bisa dilakukan setelah Washington meninggalkan bahasa-bahasa bernada ancaman," kata Cavusoglu.

Sedangkan pengacara Brunson, Cem Halavurt, mengonfirmasi telah mengajukan banding untuk membebaskan kliennya. "Pengadilan harus mengeluarkan putusannya dalam tiga hari ke depan," katanya.

Boikot Produk AS

Sementara kedua utusan melakukan perundingan, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan negaranya akan memboikot produk elektronik dari Amerika Serikat (AS) seperti iPhone, sebagai pembalasan atas sanksi hukuman Washington.

Pernyataan itu dikeluarkan setelah nilai mata uang Turki, lira, jatuh akibat ketegangan kedua negara itu. "Kami akan memboikot barang- barang elektronik AS. Jika mereka memiliki iPhone, ada Samsung dari tempat lain," kata Erdogan di Ankara, Selasa.

"Kami juga punya Venus dan Vestel," ujarnya seraya menambahkan merek elektronik buatan dalam negeri Turki. Pernyataan Erdogan telah membuat saham Vestel di bursa Istambul melonjak hingga tujuh persen.

Nilai lira semakin terjun bebas setelah Presiden AS, Donald Trump mencuit, Washington menggandakan tarif impor pada aluminium dan baja dari Turki.

Sementara itu, maskapai Turkish Airlines juga mengumumkan di Twitter, akan bergabung dengan kampanye di media sosial dengan tagar #ABDyeReklamVerme (jangan berikan iklan ke Amerika).

"Kami sebagai maskapai penerbangan Turki, berdiri di negara kami bersama orang-orang kami. Instruksi yang dibutuhkan mengenai masalah ini telah disampaian pada agen-agen kami," kata, juru bicara maskapai penerbangan negara itu, Yahya Ustun, di Twitter.

Erdogan mengatakan, Turki sedang menghadapi serangan ekonomi dan operasi yang lebih besar dan lebih serius. AFP/SB/AR-2

Penulis : AFP, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top