Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

AS Tuduh Yakuza akan Memasok Bahan Senjata Nuklir ke Iran

Foto : Istimewa

Takeshi Ebisawa dengan peluncur roket saat pertemuan dengan seorang informan dan dua petugas polisi Denmark yang menyamar di sebuah gudang di Kopenhagen pada tahun 2021.

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON - Kejaksaan Distrik Selatan New York, Amerika Serikat, pada hari Rabu (21/1), mengatakan, seorang bos yakuza, kelompok mafia Jepang berusaha menjual bahan nuklir kepada agen penegak hukum AS yang menyamar sebagai rekanan seorang jenderal Iran. Menurut pihak berwenang, itu adalah bagian dari skema kriminal yang lebih luas yang melibatkan distribusi obat-obatan terlarang di New York.

Dilansir oleh The Washington Post, Jaksa mengatakan dalam dakwaannya bahwa Takeshi Ebisawa, 60 tahun, ingin menjual uranium dan plutonium, bahan mentah yang dapat digunakan untuk membuat bom nuklir, atas nama pemimpin kelompok pemberontak di Myanmar, negara yang juga dikenal sebagai Burma.

Mulai awal tahun 2020, Ebisawa menghubungi agen AS yang menyamar untuk menjual bahan mentah nuklir untuk mendapatkan uang tunai, sambil juga mencoba mendapatkan senjata militer atas nama pemimpin pemberontak.

"Selama negosiasi, Ebisawa pernah meminta 6,85 juta dolar AS untuk bahan nuklir dan berusaha untuk mendapatkan senjata seperti rudal permukaan-ke-udara, senapan mesin M60 dan senapan AK-47," kata jaksa AS.

Pada tahun 2021, Ebisawa melakukan perjalanan ke Kopenhagen dan bertemu dengan seorang pejabat AS yang menyamar dan dua petugas polisi Denmark yang menyamar sebagai rekan pejabat AS tersebut, untuk memeriksa senjata militer yang konon ditawarkan. Pada Februari 2022, rekan Ebisawa, yang tidak disebutkan namanya, bertemu dengan agen AS yang menyamar di sebuah kamar hotel di Phuket, Thailand, untuk menunjukkan sampel bahan nuklir. Pihak berwenang Thailand kemudian menyita bahan nuklir tersebut dan menyerahkannya kepada pejabat AS.

Para pejabat AS mengatakan mereka kemudian mengkonfirmasi bahwa bahan-bahan yang dimiliki Ebisawa adalah radioaktif dan termasuk plutonium tingkat senjata.

"Sebagai bagian dari transaksi yang lebih luas, Ebisawa dan Somphop Singhasiri, salah satu terdakwa dan warga negara Thailand, juga berusaha menjual "ratusan kilogram metamfetamin dan heroin" kepada petugas penegak hukum yang menyamar, dengan pemahaman bahwa obat-obatan tersebut akan didistribusikan kepada pengguna di New York," bunyi dokumen tuntutan pidana sebelumnya yang diajukan terhadap Ebisawa pada Januari 2022.

Ebisawa dan Singhasiri menghadapi delapan dakwaan pidana yang dapat mengakibatkan hukuman seumur hidup. Keduanya ditangkap di Manhattan pada April 2022.

"Tidak mungkin untuk melebih-lebihkan keseriusan tindakan ini," kata Damian Williams, jaksa dari Distrik Selatan New York, dalam siaran persnya.


Redaktur : Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top