Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Senin, 10 Mar 2025, 15:10 WIB

AS Tekan Ukraina Agar Bersedia Akhiri Perang dengan Russia

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Foto: Times Live

JAKARTA - Pejabat tinggi Amerika Serikat berencana menggunakan pertemuan dengan delegasi Ukraina di Arab Saudi pada hari Selasa (11/3) untuk menilai apakah Ukraina bersedia membuat konsesi material kepada Russia untuk mengakhiri perang.

Menurut dua pejabat AS, pertemuan ini juga menjadi kesempatan untuk melihat keseriusan Ukraina dalam meningkatkan hubungan dengan pemerintahan Trump, setelah pertemuan sebelumnya antara Presiden Donald Trump dan Presiden Volodymyr Zelensky berlangsung penuh ketegangan.

Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, telah terbang ke Jeddah pada hari Minggu untuk melakukan pembicaraan bilateral dengan pejabat Ukraina, yang akan dipimpin oleh Andriy Yermak, ajudan utama Zelensky. Rubio akan didampingi penasihat keamanan nasional Mike Waltz dan utusan Timur Tengah Trump, Steve Witkoff.

Trump menyatakan optimismenya terhadap perundingan tersebut. Dia berharap dalam perundingan tersebut, nantinya akan ada perkembangan yang bagus.

"Kami yakin akan membuat banyak kemajuan," katanya kepada wartawan di Air Force One.

Di sisi lain, Zelensky dalam pidato video menyatakan akan pergi ke Arab Saudi pada hari Senin untuk melanjutkan upaya demi perdamaian. Ia berharap pembicaraan dengan pejabat AS akan membuahkan hasil, terutama terkait dukungan bagi negaranya.

"Ini menyangkut upaya mendekatkan perdamaian dan melanjutkan dukungan,” kata Zelensky.

Namun, sekutu Eropa tetap menekankan Ukraina hanya boleh menandatangani kesepakatan dengan Russia dari posisi yang kuat. Mereka menilai Kyiv tidak boleh terburu-buru ke meja perundingan dengan Russia yang masih menjadi agresor dalam konflik ini.

Zelensky juga memperingatkan bahwa Presiden Russia Vladimir Putin tidak menginginkan perdamaian, dan jika invasi ke Ukraina tidak menghasilkan kekalahan yang jelas, Russia dapat menyerang negara-negara Eropa lainnya.

Sementara itu, pemerintahan Trump baru-baru ini menghentikan pengiriman senjata serta membatasi pembagian informasi intelijen kepada Kyiv. Washington menilai bahwa Ukraina kurang terbuka terhadap potensi proses perdamaian.

Trump sendiri sempat mengatakan AS hampir mengakhiri penangguhan pembagian informasi intelijen tersebut, tetapi ia tetap menekan Kyiv untuk menunjukkan niat serius dalam perundingan perdamaian.

Para kritikus mengkhawatirkan langkah Trump justru dapat memperpanjang perang, karena memperkuat posisi Russia dan membuatnya semakin enggan mencapai kesepakatan damai yang adil. Saat ini, pasukan Russia telah membuat kemajuan di Ukraina timur, sementara ribuan tentara Ukraina yang menyerang wilayah Kursk musim panas lalu hampir terkepung.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, Brian Hughes, mengatakan Zelensky telah menunjukkan usaha dalam memperbaiki hubungan dengan Washington, terutama setelah pertemuan penuh ketegangan dengan Trump pada 28 Februari.

"Dengan pertemuan di Arab Saudi minggu ini, kami berharap dapat mendengar lebih banyak gerakan positif yang diharapkan dapat mengakhiri perang," kata Hughes.

Selain pembahasan perdamaian, perundingan di Jeddah juga membahas kesepakatan mineral antara AS dan Ukraina. Kyiv ingin menyertakan jaminan keamanan AS sebagai imbalan atas akses ke sumber daya mineral di Ukraina.

Trump dan Zelensky awalnya dijadwalkan untuk menandatangani kesepakatan mineral selama kunjungan Zelensky ke Washington. Namun, perbedaan pendapat di Gedung Putih menyebabkan penundaan dalam penandatanganan kesepakatan tersebut.

Sejak saat itu, kedua belah pihak telah menunjukkan kesediaan untuk melanjutkan negosiasi, tetapi belum ada kemajuan signifikan. Trump mengatakan pada hari Minggu, ia yakin Ukraina akan menandatangani kesepakatan tersebut, tetapi ia tetap menekankan Kyiv harus menunjukkan komitmen terhadap perdamaian.

"Mereka akan menandatangani kesepakatan mineral, tetapi saya ingin mereka menginginkan perdamaian. Mereka belum menunjukkannya sejauh yang seharusnya," kata Trump.

Hingga saat ini, baik Departemen Luar Negeri AS maupun Kedutaan Besar Ukraina di Washington belum memberikan tanggapan resmi mengenai perkembangan perundingan ini.

Redaktur: Lili Lestari

Penulis: Paundra Zakirulloh

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.