Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Qatar l 4 Negara Arab akan Ambil Langkah yang “Sepadan” terhadap Qatar

AS Tak Ingin Sengketa Berlarut-larut

Foto : REUTERS/Khaled Elfiqi

(Kiri ke kanan) Menteri Luar Negeri 4 Negara Arab antara lain Menlu Arab Saudi, Adel al-Jubeir, Menlu UAE, Abdullah bin Zayed al-Nahyan, Menlu Mesir, Sameh Shoukry, dan Menlu Bahrain, Khalid bin Ahmed al-Khalifa, saat konferensi pers di Kairo, Mesir, Rabu (5/7). Konferensi pers ini membahas situasi terkini krisis diplomatik dengan Qatar.

A   A   A   Pengaturan Font

Amerika Serikat khawatir krisis diplomatik antara Qatar dan negara-negara Arab akan berlarut-larut. Oleh karena itu Menteri Luar Negeri Tillerson akan turun langsung ke Timur Tengah untuk meredakan ketegangan.

WASHINGTON DC - Amerika Serikat (AS) saat ini amat khawatir bahwa krisis diplomatik antara Qatar dan negara-negara Arab akan berlarut-larut bahkan akan terus meningkat eskalasinya. Kekhawatiran ini disampaikan Kementerian Luar Negeri AS pada Kamis (6/7).

"Kami amat mengkhawatirkan situasi yang berkembang antara Qatar dan negara-negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk (GCC)," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Heather Nauert, dalam sebuah taklimat. "Kami akan lebih khawatir lagi saat sengketa ini akan berlarut-larut. Kami perkirakan akan berlangsung beberapa pekan dan bisa berpotensi akan jadi lebih memanas," imbuh Nauert.

Kekhawatiran juga disampaikan Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson, yang berencana berkunjung ke Kuwait untuk misi mediasi sengketa ini pada Senin (10/7) mendatang. "Yang amat diprihatinkan AS adalah akan terjadi krisis yang melibatkan sekutu-sekutu penting di Timur Tengah," kata Menlu Tillerson.

Terkait sengketa negara Arab dengan Qatar, Menteri Pertahanan AS, Jim Mattis, bahkan telah melakukan pembicaraan lewat sambungan telepon dengan Menteri Pertahanan Qatar, Khalid al-Attiyah, yang membahas pentingnya peredaan ketegangan pada Kamis lalu.

Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Mesir, dan Bahrain, memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar bulan lalu dan melakukan boikot dan isolasi dengan alasan Doha telah mendukung terorisme dan bersekutu dengan musuh mereka yaitu Iran.

Qatar menolak semua tuduhan itu dan balik menuding ke-4 negara itu telah melakukan agresi secara terang-terangan.

Dalam pembicaraan dengan al-Attiyah, Mattis menegaskan kembali kemitraan keamanan strategis dua negara dan Menhan AS juga menekankan pentingnya kontribusi Qatar dalam koalisi melawan kelompok Islamic State (ISIS) yang dipimpin AS.

Sementara itu kantor berita Al Jazeera mewartakan perkembangan krisis diplomatik dengan menuliskan bahwa kelompok negara-negara Arab yang dipimpin Arab Saudi akan mengambil langkah yang "sepadan" terhadap Qatar. "Empat negara Arab akan mengambil langkah-langkah politik, ekonomi dan hukum pada saat yang tepat, untuk menjamin hak-hak, keamanan dan stabilitas negara-negara kami," demikian pernyataan bersama empat negara Arab seperti dikutip kantor berita Al Jazeera, Jumat (7/7).

Pernyataan bersama itu dikeluarkan setelah setelah Qatar menolak tuntutan mereka dengan alasan bahwa tudingan empat negara Arab tak benar dan isi tuntutan tak masuk akal.

Dilema Washington DC

Dalam sengketa diplomatik ini, AS menghadapi dilema.Washington DC di satu sisi bersekutu dekat dengan Arab Saudi. Di sisi lain, AS memiliki pangkalan udara terbesar di kawasan Timur Tengah yang berada di Qatar dan berfungsi menangkal pengaruh Iran serta menjamin keamanan di kawasan Teluk terutama dari ancaman teroris.

Ketegasan AS untuk melawan terorisme sempat disampaikan Presiden Donald Trump saat berbincang via telepon dengan pemimpin Arab Saudi dan Qatar pada Minggu (2/7) lalu. Gedung Putih mengatakan dalam perbincangan telepon itu, Presiden Trump mengingatkan kembali pentingnya menyetop aliran dana bagi teroris serta menentang ideologi kaum ekstremis.Rtr/AlJazeera/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top