Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sengketa LTS I Marcos Jr: Filipina dalam Situasi Geopolitik Paling Pelik di Dunia

AS Siap Dukung Filipina Lawan Intimidasi Tiongkok

Foto : AFP/Brendan SMIALOWSKI

Pertemuan di “Oval Office” I Presiden AS, Joe Biden (kanan) mendampingi Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr, saat keduanya bertemu di Oval Office, Gedung Putih, di Washington DC, pada Senin (1/5) lalu. Kedua ­pemimpin negara pada pertemuan itu membahas penguatan kemitraan bilateral dan aliansi pertahanan bersama.

A   A   A   Pengaturan Font

MANILA - Amerika Serikat (AS) berjanji akan berdiri di belakang sekutunya, Filipina, dalam menghadapi pelecehan oleh penjaga pantai Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan (LTS) dan menyatakan sangat prihatin atas adanya "intimidasi" oleh Beijing.

Hal itu diutarakan seorang pejabat senior AS, Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Asia Timur dan Pasifik, Daniel Kritenbrink. pada Selasa (2/5).

Pernyataan itu disampaikan Kritenbrink saat kunjungan Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr, ke AS pekan ini untuk menyoroti isu aliansi kekuatan dan ketahanan antara kedua negara.

Akhir pekan lalu Filipina menuduh penjaga pantai Tiongkok melakukan manuver berbahaya dan taktik agresif di LTS, dalam konfrontasi maritim antara kedua negara. Sebaliknya Tiongkok mengatakan kapal-kapal Filipina telah membuat langkah provokatif yang disengaja.

"Kami sangat prihatin dengan intimidasi dan pelecehan terus-menerus (Tiongkok) terhadap kapal-kapal Filipina karena mereka terus melakukan patroli rutin di dalam zona ekonomi eksklusif Filipina," kata Kritenbrink dalam telekonferensi dari AS.

"Tindakan dan perilaku seperti itu dari pihak Beijing benar-benar tidak dapat diterima," imbuh dia.

Kritenbrink juga mengatakan bahwa AS dan Filipina mengakui pentingnya menjaga perdamaian di Selat Taiwan.

Pada Senin (1/5) lalu, Filipina dan AS menegaskan kembali aliansi keamanan mereka yang telah berlangsung puluhan tahun dan kedua negara itu pun mencari cara untuk melawan ketegasan Tiongkok di dekat Taiwan dan di LTS.

Saat itu, Presiden AS, Joe Biden, mengatakan kepada Presiden Marcos Jr, bahwa komitmen AS untuk membela Filipina sebagai negara sekutunya akan tetap kuat.

Menanggapi hal itu, Presiden Marcos Jr mengatakan bahwa Filipina yang berada di kawasan LTS dan dekat Taiwan saat ini memiliki situasi geopolitik yang paling pelik di dunia.

"Jadi wajar jika Filipina mencari mitra perjanjian satu-satunya di dunia untuk memperkuat, mendefinisikan kembali, hubungan yang kita miliki dan peran yang kita mainkan dalam menghadapi ketegangan yang meningkat yang kita lihat sekarang di sekitar LTS dan Asia Pasifik," kata Presiden Marcos Jr.

Menanggapi dinamika itu, Kritenbrink mengatakan dirinya sangat yakin akan terus terbinanya hubungan bilateral antara AS dan Filipina.

Bahas Ketegangan

Ekspansi agresif Beijing ke jalur perdagangan dan pulau-pulau strategis di LTS, menjadi topik utama pembicaraan antara Presiden Biden dan Presiden Marcos Jr pada awal pekan ini.

Seorang pejabat senior AS mengatakan bahwa kunjungan Presiden Marcos Jr adalah yang pertama pada tingkat dan intensitas ini antara kedua negara selama beberapa dekade terakhir.

"Jelas bahwa kami berada dalam periode yang sangat konsekuen dalam hal keterlibatan kita di Indo-Pasifik," kata pejabat itu kepada wartawan.

Isu ketegangan dibahas Washington DC dan Manila setelah Beijing semakin percaya diri untuk menegaskan klaim kedaulatannya atas hampir seluruh LTS, bahkan mengabaikan keputusan internasional yang menyatakan bahwa hal ini tidak memiliki dasar hukum.

Ketegangan ini, ditambah dengan ketegangan yang terus menerus terjadi di Taiwan, telah mendorong pemerintahan Presiden Biden untuk dengan cepat meningkatkan kemampuan militernya.

Filipina, yang terletak dekat dengan jalur laut utama LTS dan Taiwan, memiliki kepentingan khusus. Presiden Marcos Jr pun mengisyaratkan ketika ia berangkat ke Washington DC bahwa ia amat waspada akan terjebak di antara kedua negara adidaya tersebut, dengan mengatakan kepada para wartawan bahwa pihaknya tidak akan membiarkan Filipina digunakan sebagai pos pementasan untuk aksi militer apa pun.

Pejabat senior Filipina yang memberikan pengarahan kepada para wartawan menjelang kunjungan Presiden Marcos Jr mengatakan bahwa Manila juga ingin mencari kepastian dan keinginan yang kuat untuk menjaga perdamaian dan stabilitas dalam periode yang kompleks ini. AFP/ST/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top