Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Diplomasi Amerika I Menlu Blinken Juga Bahas Masa Depan Pasukan Sekutu di Afghanistan

AS Perbaiki Hubungan dengan NATO dan UE

Foto : AFP/YVES HERMAN

Konferensi Pers Bersama l Menlu AS, Antony Blinken (kiri), didampingi Sekjen NATO, Jens Stoltenberg, saat konferensi pers bersama di Brussels, Belgia, Selasa (23/3). Blinken berada di Brussels untuk misi memperkuat kembali kemitraan transatlantik.

A   A   A   Pengaturan Font

BRUSSELS - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, pada Selasa (23/3) melakukan kunjungan kerja resmi ke Brussels, Belgia, untuk misi membangun kembali hubungan dengan institusi North Atlantic Treaty Organization (NATO) dan negara sekutu anggota Uni Eropa (UE).

Dalam kunjungan kerja selama 2 hari ini, Menlu Blinken akan melakukan pertemuan dengan para menlu NATO dan berunding dengan para ketua UE dalam upaya memperbaiki hubungan setelah hubungan AS dengan UE renggang pada masa pemerintahan AS pimpinan mantan Presiden Donald Trump.

Kunjungan Blinken ke Brussels juga bertujuan untuk menegaskan kembali pernyataan dari Presiden Joe Biden bahwa AS akan terus memperkuat kemitraan transatlantik setelah era kepemimpinan Trump.

"Saya datang ke Brussels karena AS ingin membangun kembali kemitraan kita, terlebih dahulu dan terutama dengan sekutu NATO kami," kata Blinken. "Kami ingin merevitalisasi aliansi untuk memastikannya seberapa jauh kekuatan dan keefektifannya dalam melawan ancaman-ancaman pada saat ini seperti yang pernah ada di masa lalu," imbuh Menlu AS itu.

Menlu Blinken juga akan membahas tantangan yang terjadi saat ini seperti yang datang dari Russia dan Tiongkok dengan presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, dan ketua kebijakan luar negeri UE, Josep Borrell. Salah satu agenda pembahasan antara Blinken dan petinggi UE yaitu mengenai ajakan AS terhadap Brussels untuk bersatu dalam mengantisipasi semakin meningkatnya kekuatan Beijing.

Sebelumnya pada Senin (22/3), AS, UE, Inggris dan Kanada, telah melakukan aksi terkoordinasi dengan menerapkan sanksi terhadap Tiongkok terkait pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga minoritas Uighur.

Isu Afghanistan

Turut dibahas pula dalam agenda kunjungan kerja Menlu Blinken yaitu mengenai masa depan dari penempatan pasukan sekutu di Afghanistan. Saat ini ada sekitar 9.600 pasukan sekutu di Afghanistan dan AS akan menarik pasukannya pada 1 Mei nanti setelah Trump menyetujui kesepakatan dengan Taliban.

Negara-negara sekutu saat ini sedang menanti putusan dari pemimpin AS yang baru (Biden) apakah AS akan tetap menarik pasukannya sesuai dengan batas waktu itu.

"(Rencana penarikan pasukan AS) bukanlah pilihan yang mudah dan saat ini semua opsi masih tetap terbuka," kata Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg. "Situasi keamanan amat sulit dan kami harus mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi pasukan kami," imbuh dia.

NATO sebelumnya telah menyatakan mereka masih bisa menempatkan pasukan lebih lama di Afghanistan jika saja Washington DC tak menarik pasukannya.

AS dan negara sekutunya saat ini berupaya keras agar Afghanistan tak kembali jadi "surga" bagi kelompok-kelompok teroris dan terus mengupayakan bantuan dalam proses menuju perdamaian.

Terkait proses perdamaian di Afghanistan ini, Menteri Pertahanan AS, Llyod Austin, pada Minggu (21/3) telah melakukan kunjungan mendadak ke Kabul. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top