AS: Moskwa Gunakan Misil Eksperimen
Foto yang dipublikasikan oleh Kementerian Pertahanan Russia memperlihatkan uji peluncuran misil balistik antarbenua (ICBM) pada Maret lalu. Pada Kamis (21/11), seorang pejabat AS menepis laporan Ukraina bahwa Russia telah menyerangnya dengan ICBM
Foto: AFP/Russian Defence MinistryWASHINGTON DC - Serangan Russia terhadap Ukraina beberapa waktu lalu tidak menggunakan ICBM, tetapi misil balistik jarak menengah eksperimen. Hal itu disampaikan oleh seorang pejabat Amerika Serikat (AS) pada Kamis (21/11), mengecilkan signifikansi serangan tersebut.
“Russia mungkin berusaha menggunakan kemampuan ini untuk mencoba mengintimidasi Ukraina dan para pendukungnya, tetapi itu tidak akan mengubah permainan dalam konflik ini,” kata pejabat AS tersebut.
Sebelumnya Ukraina menuduh Russia telah meluncurkan misil balistik antarbenua (ICBM) berkemampuan nuklir sebagai bagian dari serangan di pusat Kota Dnipro.
Pejabat AS pun mengatakan bahwa Russia kemungkinan hanya memiliki segelintir misil eksperimental ini. “Ukraina telah berhasil menahan serangan yang tak terhitung jumlahnya dari Russia, termasuk dari misil dengan hulu ledak yang jauh lebih besar dari senjata ini,” kata pejabat itu.
AS telah memberi pengarahan kepada Ukraina dan sekutunya dalam beberapa hari terakhir tentang kemungkinan penggunaan senjata tersebut oleh Russia, kata pejabat itu. Pejabat AS itu juga mengingat bahwa Presiden Joe Biden telah mengumumkan rencana awal tahun ini untuk menyediakan Ukraina dengan ratusan misil Patriot dan AMRAAM untuk memperkuat pertahanan udaranya.
“AS akan terus memberikan bantuan keamanan kepada Ukraina untuk memperkuat kemampuan, termasuk pertahanan udara, dan menempatkan Ukraina pada posisi terbaik di medan perang,” kata pejabat itu.
Ketegangan telah meningkat antara Moskwa dan sekutu Kyiv di Barat sejak pasukan Ukraina menyerang wilayah Russia dengan senjata jarak jauh yang dipasok Barat pada 19 November setelah mendapat lampu hijau dari Washington DC.
Kekhawatiran PBB
Sementara itu juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Kamis menyatakan kekhawatiran PBB atas penggunaan misil balistik jarak menengah baru oleh Russia untuk menyerang Ukraina.
“Serangan itu merupakan perkembangan yang mengkhawatirkan,” kata Stephane Dujarric. “Ini adalah perkembangan lain yang mengkhawatirkan. Semua ini berjalan ke arah yang salah,” imbuh dia seraya menyerukan semua pihak untuk meredakan konflik.
Dujarric lalu mengulangi seruan Sekjen PBB Antonio Guterres agar perang diakhiri sesuai dengan hukum internasional, dan mendesak kedua pihak untuk melindungi warga sipil, tidak menyerang target sipil atau infrastruktur sipil yang kritis.
Presiden Russia, Vladimir Putin, mengatakan pada Kamis bahwa pasukan negaranya telah menyerang Ukraina dengan misil balistik hipersonik jarak menengah baru yang dijuluki Oreshnik, dalam konfigurasi “non-nuklir”.
Serangan Russia ke UKraina itu dilaksanakan setelah pekan ini AS semakin meningkatkan bantuan kepada sekutunya Ukraina dengan mengizinkan pasokan ranjau darat antipersonel. AFP/I-1
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 4 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
Berita Terkini
- Haris Azhar Temukan Data Dugaan Politisasi Hukum di Pilkada Banten
- Ini Rekomendasi Liburan Akhir Pekan di Jakarta, Ada Konser K-pop 2NE1
- Kemenparekraf Aktivasi Keep the WonderxCo-Branding Wonderful Indonesia
- UMP DKI Jakarta 2025 Diumumkan Setelah Pilkada
- Trump Pilih Manajer Dana Lindung Nilai Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan AS