Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perlombaan Senjata I Pentagon Mengklaim Masih Mengembangkan Misil Non-Nuklir

AS Kembangkan Misil Terbaru

Foto : AFP/JIM WATSON

Keterangan Scaparrotti l Kepala komandan pasukan AS di Eropa, Jenderal Curtis Scaparrotti, saat memberikan kesaksian di hadapan Komisi Senat bidang Militer di Capitol Hill, Washington DC, pada awal Maret 2018 lalu. Dalam keterangannya, Jenderal Scaparrotti menerangkan bahwa Russia telah melanggar perjanjian INF dengan mengembangkan misil jelajah SSC-8/9M729 yang memiliki daya jelajah rangkap.

A   A   A   Pengaturan Font

Kementerian Pertahanan AS telah memulai kembali pengembangan misil jelajah terbaru. Hal ini ditempuh sebagai antisipasi mengimbangi kekuatan misil jelajah Russia setelah AS dan Russia resmi keluar dari perjanjian INF.

WASHINGTON DC - Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (Pentagon) diwartakan telah memulai langkah untuk mengembangkan misil terbaru, mengikuti keputusan pemerintahan pimpinan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, setelah AS keluar dari perjanjian persenjataan nuklir jarak menengah (Intermediate-Range Nuclear Forces/INF) dengan Russia.

INF adalah sebuah perjanjian untuk mengendalikan persenjataan nuklir yang diteken antara AS dan Uni Soviet pada 1987. AS saat ini menyatakan akan hengkang dari perjanjian itu setelah menuding Russia telah melanggar isi dari perjanjian INF.

"Kami akan memulai kegiatan fabrikasi bagi komponen untuk mendukung pengujian pengembangan dari misil konvensional yang diluncurkan dari darat," kata juru bicara Pentagon, Letnan Kolonel Michelle Baldanza, dalam sebuah pernyataan, Selasa (12/3).

Jubir Pentagon itu juga menambahkan bahwa kegiatan-kegiatan ini tidak lagi konsisten dengan kewajiban AS di bawah perjanjian INF setelah langkah pemerintah AS bulan lalu untuk menangguhkan kewajiban perjanjian.

Disampaikan pula oleh Baldanza bahwa misil yang akan dikembangkan AS itu masih berupa senjata non-nuklir.

"Penelitian dan pengembangan misil ini dirancang agar dapat dibalikkan jika Russia kembali mematuhi sepenuhnya pada isi perjanjian dan dapat diverifikasi sebelum kita menarik diri dari perjanjian INF pada Agustus 2019," imbuh Baldanza.

Adapun langkah Pentagon untuk memulai lagi penelitian bagi konsep-konsep untuk mengembangkan misil pada 2017, hal itu dinyatakan sebagai tanggapan terhadap dimulainya kegiatan misil Russia dan penelitian itu dianggap masih sejalan dengan isi perjanjian.

Sebelumnya pada awal bulan ini, Kremlin mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa Presiden Russia, Vladimir Putin, telah menandatangani dekrit yang akan menunda implementasi Perjanjian INF.

AS telah lama menuduh Russia melanggar perjanjian itu melalui pengembangan dan penyebaran misil jelajah SSC-8/9M729 yang diluncurkan dari daratan. Tuduhan AS itu sejauh ini didukung oleh sekutu NATO namun mendapat bantahan dari Russia.

Kemampuan Rangkap

Sementara itu berdasarkan keterangan dari Jenderal Curtis Scaparrotti, kepala komandan pasukan AS di Eropa, dalam keterangan yang disampaikan pada Kongres AS pada awal Maret lalu mengatakan bahwa Russia telah merombak kekuatan nuklirnya termasuk yang mengancam wilayah Eropa.

Menurut Scaparrotti, Russia telah mengembangkan misil jelajah yang diluncurkan dari daratan seperti misil SSC-8/9M729 yang memiliki kemampuan daya jelajah rangkap; satu yang miliki daya jelajah yang menaati perjanjian INF dan satu lagi yang memiliki daya jelajah lebih jauh.

"Russia mencari celah keuntungan atas AS dan sekutu-sekutunya di Eropa melalui ketidakpatuhannya terhadap perjanjian-perjanjian pengawasan senjata yang sudah berlangsung lama," kata Scaparrotti.

"Pelanggarannya terhadap perjanjian INF memungkinkan Moskwa mengembangkan kemampuan misilnya dan hal itu membuat AS tertinggal jauh," pungkas dia. ang/CNN/I-1 ang/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top