Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pertahanan Nasional

AS Dikabarkan Telah Setujui Penjualan Pesawat F-15ID ke Indonesia

Foto : GENYA SAVILOV/AFP

Pesawat Tempur F15 buatan AS

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) dikabarkan telah menyetujui potensi penjualan pesawat F-15ID dan peralatan terkait ke Indonesia dalam kesepakatan senilai 13,9 miliar dollar AS.

Seperti dikutip dari Reuters, Jumat (11/2), sehari sebelumnya Menteri Pertahanan (Menhan) Indonesia, Prabowo Subianto, mengatakan Indonesia berencana membeli 42 jet tempur Rafale dalam kesepakatan senilai 8,1 miliar dollar AS sebagai bagian dari serangkaian perjanjian yang juga termasuk pengembangan kapal selam.

Indonesia telah berusaha untuk merombak armada udaranya yang menua untuk sementara waktu, yang hingga hari ini termasuk jet F-16 buatan AS dan Sukhoi Su-27, serta Su-30 Russia.

Laporan media mengatakan Indonesia ingin membeli lebih dari 70 jet Prancis dan Amerika Serikat. Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan Pentagon dalam sebuah rilis mengatakan Boeing sebagai kontraktor utama untuk jet F-15 itu.

Pentagon mengatakan paket pembelian tersebut, meliputi 36 unit jet, mesin cadangan, radar, pelatihan kacamata penglihatan malam dan dukungan teknis.

Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan Pentagon juga memberi tahu Kongres tentang kemungkinan penjualan pada hari Kamis.

Meskipun disetujui oleh Departemen Luar Negeri, pemberitahuan tersebut tidak menunjukkan bahwa sebuah kontrak telah ditandatangani atau bahwa negosiasi telah selesai.

Butuh Ratifikasi

Pada Kamis (10/2), Menhan Prabowo Subianto menerima kunjungan kehormatan Menteri Angkatan Bersenjata Republik Prancis, H.E. Mrs. Florence Parly, beserta delegasi.

Selain bertemu Menhan, Parly mengadakan kunjungan kehormatan ke Presiden RI Joko Widodo dan Menlu RI, Retno Marsudi.

Dalam pertemuan bilateral di Kemhan, kedua delegasi membahas peningkatan kerja sama pertahanan antara kedua negara, yang diharapkan dapat memperkuat hubungan pertahanan bilateral antara Indonesia dan Prancis di masa mendatang.

"Kami membahas secara mendalam beberapa hal, sebagaimana diketahui Indonesia dan Prancis telah menjalin kerja sama pertahanan cukup lama sejak 1950. Saat ini, status hubungan bilateral kita di bidang pertahanan berada dalam status tertinggi, yaitu kita telah menandatangani Persetujuan Kerja Sama Pertahanan/ Defence Cooperation Agreement (DCA) pada 28 Juni 2021. Tentunya ini butuh ratifikasi dari parlemen kita untuk bisa dilaksanakan dengan baik," kata Prabowo seperti dikutip dari Kemhan.go.id.

Kemhan juga menyambut baik rencana pengembangan mekanisme kerja sama 2+2 antara Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan kedua negara guna peningkatan kerja sama bilateral.

Perkuat Pertahanan

Pengamat Security Sector Reform dari Indonesia Human Right Committee and Social Justice, Gunawan, mengatakan pembelian jet tempur AS dan Prancis untuk memperkuat fungsi pertahanan negara.

Terlepas dari visi maritim, Angkatan Udara harus diperkuat karena ada kebutuhan untuk mencukupi kebutuhan minimum guna mencapai target Revolutions in Military Affair.

"Begitu juga di kawasan Laut Tiongkok Selatan juga membutuhkan kekuatan lebih besar agar kita bisa independen," kata Gunawan.

Pembelian jet tempur AS dan Eropa saat Indonesia memiliki hubungan ekonomi yang lebih luas dengan Tiongkok akan meningkatkan posisi daya tawar (bargaining) sekaligus menempatkan Indonesia menjaga keseimbangan kekuatan atau balance of power


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top