Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik Timur Tengah I Kurangi Ketegangan dan Lanjutkan Diplomasi Jadi Prioritas Jerman

AS Desak Jerman Turut Bantu Amankan Selat Hormuz

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

AS meminta Jerman untuk turut serta mengamankan Selat Hormuz, agar bisa membantu Inggris dan Prancis dalam menjaga melindungi kebebasan bernavigasi di kawasan Teluk.

BERLIN - Amerika Serikat (AS) telah mendesak Jerman untuk bergabung dalam upaya mengamankan Selat Hormuz yang strategis, saat ketegangan antara Washington DC dan Iran semakin meningkat.

Desakan AS itu datang setelah Inggris pekan lalu memerintahkan angkatan lautnya untuk mengawal kapal-kapal berbendera Inggris di jalur pengiriman minyak tersibuk di dunia sebagai tanggapan terhadap penyitaan sebuah kapal tanker di pintu masuk ke perairan Teluk Persia oleh Garda Pengawal Revolusi Islam Iran pada 20 Juli lalu.

"Kami secara resmi telah meminta Jerman untuk bergabung dengan Prancis dan Inggris untuk membantu mengamankan Selat Hormuz dan memerangi agresi Iran," kata juru bicara Kedubes AS di Berlin, Tamara Sternberg-Greller, dalam sebuah pernyataan.

"Pemerintah Jerman telah mengetahui bahwa kebebasan navigasi harus dilindungi. Pertanyaan kita adalah dilindungi oleh siapa?" imbuh Sternberg-Greller.

Permintaan AS itu jadi polemik di Jerman, di mana banyak politisi takut jika misi angkatan laut, terutama yang dipimpin oleh AS, dapat meningkatkan risiko konflik dengan Iran.

Berdasarkan keterangan narasumber di Kementerian Luar Negeri Jerman mengatakan bahwa AS baru-baru ini mempresentasikan konsepnya untuk misi pengawasan maritim kepada sejumlah sekutu, termasuk Jerman, dan meminta kontribusi.

"Pemerintah Jerman telah mencatat hal ini, tetapi tidak berjanji untuk memberikan kontribusi apa pun," ucap narasumber itu.

Narasumber itu pun mengatakan bahwa Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas, telah berulang kali menekankan bahwa dalam pandangan Jerman, prioritas utama Jerman adalah mengurangi ketegangan dan melanjutkan upaya diplomatik. "Kami bekerja sama erat dengan Prancis dan Inggris dalam hal ini. Kami dapat mengesampingkan partisipasi bagi strategi tekanan maksimum oleh AS," imbuh narasumber itu.

Usulan Inggris

Ketegangan yang berkepanjangan telah melonjak antara Teheran dan Washington DC sejak Trump secara sepihak menarik diri dari perjanjian nuklir Iran tahun lalu dan menerapkan kembali sanksi pada Iran. Sejak mundurnya AS dari kesepakatan nuklir, sejumlah negara berusaha untuk menyelamatkan perjanjian itu.

Penerapan kembali sanksi terhadap Iran itu membuat Teheran berang dan mengancam akan melakukan balasan jika negara-negara yang ikut meneken kesepakatan nuklir tak membantu Iran.

AS dan Arab Saudi kemudian menuding Iran berada di balik berbagai serangan misterius terhadap tanker di Teluk sejak Juni lalu. Tudingan itu dibantah Teheran. Iran juga menembak jatuh sebuah pesawat nirawak AS pada Juni, yang membuat ketegangan semakin memanas di kawasan Teluk.

Sejak itu serangkaian insiden yang melibatkan tanker minyak telah meningkatkan ketegangan. Inggris pun terjerumus dalam kemelut ini setelah menahan sebuah kapal tanker Iran dari wilayah Gibraltar pada awal Juli karena diduga melanggar sanksi Uni Eropa terhadap Suriah. Penahan tanker Iran oleh Inggris dibalas Teheran dengan menyita tanker Inggris di Selat Hormuz.

Inggris pekan lalu mengusulkan pembentukan armada perlindungan yang dipimpin Eropa untuk mengawal kapal-kapal yang berlayar di Teluk. Namun kemudian London pun menyarankan misi seperti itu harus turut melibatkan AS.

Sementara itu terkait kondisi yang memanas di kawasan Teluk, Prancis pekan lalu mengatakan, tidak mau mengirim aset militer tambahan ke Teluk, tetapi bersedia membagi informasi dan mengkoordinasikan asetnya. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top