AS Akan Kirim Lebih Banyak Kapal Perang dan Jet Tempur untuk Perkuat Pertahanan Israel
Amerika Serikat mengganti kapal induk Theodore Roosevelt dengan kapal induk Abraham Lincoln untuk memperkuat kehadirannya di Timur Tengah.
Foto: ISTIMEWAWASHINGTON - Pentagon mengatakan, pada Jumat (2/8), militer Amerika Serikat (AS) akan mengerahkan jet tempur dan kapal perang angkatan laut tambahan ke Timur Tengah, saat Washington berupaya memperkuat pertahanan menyusul ancaman terhadap Israel dari Iran dan sekutunya Hamas dan Hizbullah.
AS bersiap menghadapi Iran yang akan memenuhi janjinya untuk menanggapi pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, pada tanggal 31 Juli, di Teheran.
Dikutip dari The Straits Times, Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, telah menyetujui pengiriman satu skuadron tambahan jet tempur F-22, sejumlah kapal penjelajah dan kapal perusak angkatan laut tambahan yang tidak ditentukan yang mampu mencegat rudal balistik dan jika diperlukan, lebih banyak sistem pertahanan rudal balistik berbasis darat.
Untuk mempertahankan keberadaan kapal induk dan kapal perang pendampingnya di Timur Tengah, Austin memerintahkan kapal induk Abraham Lincoln, yang sekarang berada di Pasifik timur, untuk menggantikan Theodore Roosevelt dalam beberapa minggu ke depan.
Beberapa kapal yang sudah berada di Laut Mediterania bagian barat akan bergerak ke timur, lebih dekat ke pantai Israel, untuk memberikan keamanan lebih, kata seorang pejabat senior Pentagon.
"Austin telah memerintahkan penyesuaian postur militer AS yang dirancang untuk meningkatkan perlindungan pasukan AS, meningkatkan dukungan bagi pertahanan Israel, dan memastikan Amerika Serikat siap menanggapi berbagai kemungkinan," kata Pentagon dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, ketenangan yang mencemaskan menyelimuti Israel saat negara itu bersiap menghadapi bagaimana Iran akan membalas. Pejabat setempat di Israel telah mendesak penduduk untuk menyiapkan makanan dan air di ruang aman yang dibentengi.
Latihan Darurat
Paramedis melakukan latihan darurat yang mencontohkan respons terhadap perang skala penuh dengan Iran dan proksinya. Pusat-pusat medis di Israel utara bersiap menghadapi kemungkinan mereka mungkin perlu memindahkan pasien ke bangsal bawah tanah yang terlindungi.
Garda Revolusi Iran mengatakan pada 3 Agustus, tanggapannya akan tegas dan pada waktu, tempat, dan cara yang tepat karena mereka menyalahkan Israel atas kematian Haniyeh. Mereka juga menuduh pemerintah kriminal AS mendukung pembunuhan tersebut.
Militer AS mengintensifkan pengerahan pasukan sebelum 13 April, ketika Iran melancarkan serangan ke wilayah Israel dengan pesawat nirawak dan rudal. Saat itu, Israel berhasil menjatuhkan hampir semua dari sekitar 300 pesawat nirawak dan rudal dengan bantuan AS dan sekutu lainnya.
Meski begitu, ancaman dari Hizbullah di Lebanon dapat menghadirkan tantangan unik terhadap upaya AS untuk mencegat pesawat tak berawak dan rudal, mengingat persenjataan kelompok itu yang luas dan kedekatannya dengan Israel.
Iran mengatakan pada 3 Agustus, pihaknya memperkirakan kelompok Hizbullah Lebanon akan menyerang lebih dalam ke Israel dan tidak lagi terbatas pada target militer setelah Israel membunuh kepala militer Hizbullah Fuad Shukr.
Hizbullah telah bertukar tembakan hampir setiap hari dengan pasukan Israel, dengan mengatakan mereka menargetkan posisi militer di seberang perbatasan untuk mendukung sekutunya, kelompok militan Palestina Hamas, yang sedang berperang dengan Israel di Jalur Gaza. Namun, serangan yang diklaim oleh Israel di daerah pemukiman padat penduduk di Beirut Selatan mengubah kalkulasi.
"Kami memperkirakan Hizbullah akan memilih lebih banyak target dan (menyerang) lebih dalam dalam responsnya. Kedua, responsnya tidak akan dibatasi pada target militer," kata misi tersebut, yang dikutip oleh kantor berita resmi IRNA.
Kematian Haniyeh merupakan salah satu dari serangkaian pembunuhan tokoh senior Hamas saat perang di Gaza antara Hamas dan Israel mendekati bulan ke-11 dan berkembangnya kekhawatiran konflik tersebut menyebar ke seluruh Timur Tengah.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada 2 Agustus, dia berbicara dengan mitranya dari Amerika Serikat dan Inggris, Austin, dan Menteri Pertahanan Inggris, John Healey, dan memberikan penilaian situasional berdasarkan perkembangan keamanan terkini.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Keluarga Sido Muncul Kembangkan Lahan 51 Hektare di Semarang Timur
- 3 Kejati NTB Tangkap Mantan Pejabat Bank Syariah di Semarang
- 4 Pemerintah Diminta Optimalkan Koperasi untuk Layani Pembiayaan Usaha ke Masyarkat
- 5 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
Berita Terkini
- Status Pailit Sritex, Berikut Penjelasan BNI
- Arab Saudi: Habis Minyak Bumi, Terbitlah Lithium
- Misi Terbaru Tom Cruise: Sabotase Pasukan Jerman!
- AirNav Pastikan Kelancaran Navigasi Penerbangan Natal dan Tahun Baru 2024/2025
- Sambut Natal 2024, Bank Mandiri Bagikan 2.000 Paket Alat Sekolah hingga Kebutuhan Pokok di Seluruh Indonesia