Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

AS Akan Kirim Bom Tandan ke Ukraina, Spanyol Menentang

Foto : antara

Pesawat B-1 Lancer AU Amerika Serikat sedang menjatuhkan bom tandan.

A   A   A   Pengaturan Font

MADRID - Menteri Pertahanan Spanyol MargaritaRoblespada Sabtu (8/7) mengatakan bahwa bom tandan tidak boleh dikirim untuk membantu Ukraina, sehari setelah Amerika Serikat (AS) mengumumkan bahwa senjata tersebut akan dikirim ke Kiev untuk membantu serangan balasan terhadap pasukan Rusia.

Amunisi tandan dilarang di lebih dari 100 negara, termasuk Spanyol. Amunisi tersebut biasanya melepaskan sejumlah besar bom kecil yang dapat menewaskan orang tanpa pandang bulu di area yang luas.

Bom-bom yang tidak meledak dapat menimbulkan bahaya selama beberapa dekade ke depan.

"Spanyol, berdasarkan komitmen tegas kami dengan Ukraina, juga memiliki komitmen tegas bahwa senjata dan bom tertentu tidak dapat dikirim dalam keadaan apa pun," kata Margarita Robles kepada wartawan dalam sebuah kampanye di Madrid menjelang pemilu nasional pada 23 Juli.

"Tidak untuk bom tandan dan iya untuk pertahanan sah Ukraina, yang kami pahami tidak boleh dilakukan dengan menggunakan bom tandan," lanjutnya.

Robles mengatakan keputusan untuk mengirimkan bom tandan adalah keputusan yang diambil Pemerintah AS, bukan NATO, di mana Spanyol jadi anggotanya.

Terdapat dukungan yang luas di antara berbagai partai politik Spanyol dalam mendukung Ukraina dan menyediakan bantuan militer untuk perang.

Rusia, Ukraina dan AS tidak menandatangani Konvensi Munisi Tandan, yang melarang produksi, penimbunan, penggunaan dan transfer senjata.

Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan Ukraina telah memberikan jaminan tertulis bahwa mereka akan menggunakannya "dengan sangat hati-hati" untuk meminimalkan risiko bagi warga sipil.

Saat ditanya mengapa AS memasok amunisi tandan saat ini, Presiden Joe Biden mengatakan kepada wartawan bahwa hal itu karena upaya untuk bertahan melawan Rusia telah "kehabisan amunisi".



Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top