Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Aroma Kemewahan Melati India yang Meresapi Industri Parfum Global

Foto : AFP/R Satish BABU

Panen Melati | Seorang pemetik sedang memanen bunga melati di sebuah pertanian di pinggiran Kota  Madurai di India selatan pada akhir Juni lalu. Wangi bunga melati Madurai amat terkenal sehingga dijadikan bahan utama bagi produsen parfum terkemuka di dunia.

A   A   A   Pengaturan Font

Proses untuk mengekstrak minyak dari bunga melati membutuhkan jam kerja yang panjang. Para perempuan yang memetik melati, baik untuk dewa, pernikahan, pemakaman, atau parfum mahal, tidak punya waktu untuk mengambil daya tariknya. Di ladang melati di pinggiran kota kuno, para perempuan dengan amat hati-hati menggerakkan cabang-cabang semak, mencari kuncup melati yang sempurna.

Sementara itu pabrik pengolahan beroperasi sepanjang waktu di musim panen, dengan para pekerja menyortir bunga yang baru dipetik dan menunggu kuncup berbentuk lonjong mekar. "Begitu mulai mekar, bunga melati ini mulai mengeluarkan keharumannya," kata Palaniswamy.

Pada larut malam saat aroma semerbak melati memenuhi udara, para pekerja bergegas mengumpulkan bunga dan memasukkannya ke dalam ekstraktor. Melati yang baru dipetik direndam dalam pelarut untuk menyerap molekul wewangian hingga menghasilkan ekstrak malam (lilin) yang disebut substansi. Substansi ini lalu diproses lebih lanjut dengan alkohol untuk menghilangkan malam dengan hati-hati, yang kemudian menghasilkan biang yang kuat wanginya. Biang inilah yang menjadi bahan utama dalam parfum.

"Sekitar 700 kilogram melati segar disuling hingga menjadi hanya satu kilogram minyak, dan laku dijual sekitar 4.200 dollar AS," kata Palaniswamy.

Tapi Amsavalli Karuppuswamy, yang menjalankan sebuah kios di luar pasar bunga tempat dia merangkai bunga menjadi karangan bunga, mengatakan melati segar akan selalu lebih penting daripada minyak wangi apa pun.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top