Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Arab Saudi Kembali Pasok Minyak ke Tiongkok, Setelah Impor Rusia Diputus Akibat Perdagangan Ilegal

Foto : ANTARA/REUTERS/Jason Lee

Sebuah kapal tanker minyak mentah terlihat di Pelabuhan Qingdao, provinsi Shandong, Tiongkok, 21 April 2019.

A   A   A   Pengaturan Font

BEIJING - Arab Saudi mendapatkan kembali tempatnya sebagai pemasok minyak mentah utama Tiongkok dalam dua bulan pertama 2022, setelah dilompati oleh Rusia pada Desember, sementara pengiriman Rusia turun 9,0 persen karena pemotongan kuota impor menyebabkan penyulingan independen mengurangi pembelian.

Kedatangan minyak mentah Saudi mencapai 14,61 juta ton pada Januari-Februari, setara dengan 1,81 juta barel per hari (bph), turun dari 1,86 juta barel per hari setahun sebelumnya, data dari Administrasi Umum Kepabeanan menunjukkan pada Minggu (20/3).

Impor dari Rusia mencapai 12,67 juta ton dalam dua bulan atau 1,57 juta barel per hari. Itu dibandingkan dengan 1,72 juta barel per hari pada periode 2021 yang sesuai.

Permintaan minyak mentah ESPO andalan Rusia dari kilang-kilang independen Tiongkok yang dikenal sebagai "teko", terpukul oleh tindakan keras Beijing terhadap penghindaran pajak dan perdagangan ilegal kuota impor.

Pemerintah juga memotongbatchpertama dari tunjangan impor minyak mentah 2022 ke "teko", yang bertujuan untuk menghilangkan kapasitas penyulingan yang tidak efisien.

Impor dari Rusia bisa jatuh pada Maret karena pembeli di seluruh dunia menghindari kargonya setelah krisis Ukraina yang semakin intensif. Tetapi Reuters melaporkan bahwa produsen Rusia Surgutneftegaz bekerja dengan Tiongkok untuk melewati sanksi Barat dan mempertahankan penjualan minyak.

Data bea cukai pada Minggu (20/3) menunjukkan bahwa 259.937 ton minyak mentah Iran tiba di Tiongkok pada Januari, sekitar tingkat yang sama seperti pada Desember 2021, impor pertama yang dicatat oleh data resmi Tiongkok sejak Desember 2020.

Pengiriman itu dilakukan ketika Teheran dan negara-negara Barat mengadakan pembicaraan tentang menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015, menunjuk pada kemungkinan pencabutan sanksi AS terhadap ekspor minyak Iran.

Tidak ada kargo Iran yang dicatat oleh bea cukai Tiongkok pada Februari.

Data resmi Tiongkok juga menunjukkan tidak ada impor dari Venezuela, yang juga berada di bawah sanksi AS, pada Januari dan Februari.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top