Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Aplikasi Permudah Nelayan Tangkap Ikan

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Aplikasi Laut Nusantara memiliki fitur baru yang fungsional yang dikembangkan XL Axiata bersama dengan Balai Riset dan Observasi Laut (BROL), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memiliki kemampuan mendeteksi keberadaan tiga jenis ikan dengan nilai ekonomi yang tinggi.

Teknologi berbasis satelit ini menangkap keberadaan jenis ikan lemuru Bali, tuna mata besar, dan cakalang yang memiliki harga jual tinggi. Fitur pada aplikasi berbasis sistem operasi Android ini sudah bisa dimanfaatkan nelayan sejak awal Januari 2021 lalu.

Chief Corporate Affairs Officer XL Axiata, Marwan O Baasir mengatakan, fitur terbaru ini bisa memandu nelayan untuk menemukan lokasi ikan-ikan bernilai ekonomi tinggi, sekaligus dikenal sulit ditangkap lantaran selalu berpindah-pindah.

"Tentu kami berharap fitur baru ini bisa membantu usaha para nelayan untuk meningkatkan pendapatan mereka. Selain itu kami akan terus berusaha menambah manfaat dari aplikasi Laut Nusantara dengan menghadirkan fitur-fitur baru yang bisa membantu para nelayan untuk semakin produktif," terang dia dalam siaran pers Jumat (29/1).

Hasil pengujian fitur baru oleh oleh BROL, tingkat ketepatan informasi sebaran ikan tuna dan cakalang mencapai angka 60 persen - 80 persen, tergantung kondisi musim ikan tersebut. "Artinya, berdasarkan petunjuk dan informasi yang diberikan, peluang nelayan untuk mendapatkan jenis-jenis ikan tersebut cukup besar," ujar Marwan.

Kepala BROL, Teja Arief Wibawa, menuturkan, fitur aplikasi tersebut mendapatkan data dari Laboratorium Riset Kelautan yang dikelola oleh BROL. Setiap jenis ikan memiliki preferensi atau kesesuaian habitat masing-masing yang berpengaruh pada pola hidup ikan, termasuk migrasi, berkembang biak, dan juga kebiasaan makan.

Berbekal pengetahuan tersebut, BROL melakukan pemodelan habitat ikan tuna, cakalang, dan lemuru. Kondisi laut yang dijadikan dasar analisis pemodelan tidak hanya kondisi permukaan laut menyangkut suhu dan klorofil-a, tetapi sudah mempertimbangkan kondisi lingkungan pada lapisan renang ikan-ikan tersebut yang mencakup temperatur sub-surface, salinitas, dan arus.

Menurut Teja, tuna dan cakalang termasuk di antara jenis ikan dengan permintaan pasar yang tinggi. Pada 2017, Indonesia memasok lebih dari 16 persen produksi Tuna dan Cakalang dunia. Sementara itu, Lemuru merupakan ikan khas dan spesifik di selat Bali, yang juga memiliki nilai ekonomi tinggi.

Marwan menjelaskan, sejak pertama kali diluncurkan pada 2018, aplikasi Laut Nusantara telah dikenalkan kepada komunitas nelayan di berbagai daerah. XL Axiata dan BROL telah melakukan sosialisasi di 28 kota/kabupaten, bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat.

Total lebih dari 5.400 nelayan telah mengikuti pelatihan dan sosialisasi penggunaan aplikasi Laut Nusantara. Mereka juga mendapatkan bantuan perangkat smartphone yang telah dipasang aplikasi Laut Nusantara dan paket data dari XL Axiata. hay/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top