Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
UU Keamanan Nasional

Aparat Hong Kong Tangkap Taipan Media Pemilik "Apple Daily"

Foto : VERNON YUEN/AFP

DIAMANKAN APARAT I Pemilik surat kabar Apple Daily sekaligus tokoh pro-demokrasi Hong Kong, Jimmy Lai, (tengah) diamankan aparat kepolisian Hong Kong pada Senin (10/8).

A   A   A   Pengaturan Font

HONG KONG - Aparat kepolisian langsung menggeledah kantor surat kabar Apple Daily setelah menangkap pemilik surat kabar itu sekaligus tokoh pro-demokrasi Hong Kong, Jimmy Lai, pada Senin (10/8).

Sejumlah jurnalis yang bekerja di Apple Daily mengunggah cuplikan dramatis kedatangan polisi melalui media sosial. Dalam cuplikan video, saat polisi datang, Pemimpin Redaksi Apple Daily, Law Wai-kwong, meminta polisi memperlihatkan surat perintah penggeledahan.

"Beri tahu kolega Anda untuk tidak berbicara sampai pengacara kami memeriksa surat perintah Anda," ujar Law dalam cuplikan tersebut.

Petugas mengacak-acak seluruh ruang redaksi seperti mencari sesuatu. Polisi mengatakan penggeledahan itu dilakukan atas surat perintah pengadilan. Jimmy Lai termasuk di antara tujuh orang yang ditangkap di bawah Undang-Undang Keamanan Nasional di Hong Kong yang diberlakukan Tiongkok pada awal Juli atas tuduhan melakukan kolusi dengan kekuatan asing.

"Mereka menangkapnya di rumahnya sekitar pukul 7 pagi," kata Mark Simon, seorang kolega dekat Lai.

Penangkapan Jimmy Lai merupakan yang pertama kali dilakukan sejak pemberlakuan Undang-Undang kontroversial tersebut pada awal Juli lalu. Apple Daily dan Next Magazine merupakan media milik Lai yang kerap menyuarakan kritik atas kebijakan pemerintah Tiongkok.

Bagi warga Hong Kong, Lai adalah sosok pahlawan. Ia merupakan pemilik media yang mandiri dan kritis, serta satu-satunya taipan yang kerap mengkritik kebijakan kontroversial Tiongkok.

Sebaliknya, di mata pemerintah Tiongkok, sosok Lai merupakan seorang pengkhianat, tangan hitam terbesar di balik aksi protes masif pada tahun lalu. Ia juga dianggap sebagai kepala "Geng Empat" baru yang berkonspirasi dengan negara asing untuk merusak Hong Kong dan Tiongkok.

Dalam wawancara dengan AFP pertengahan Juni lalu atau dua pekan sebelum UU Keamanan Nasional diberlakukan di Hong Kong, Lai menyatakan diri siap masuk penjara.

"Saya siap masuk penjara. Jika itu (saat itu) datang, saya akan memiliki kesempatan untuk membaca buku-buku yang belum saya baca. Satu-satunya hal yang dapat saya lakukan adalah menjadi positif," ujar Lai.

Tepis Tuduhan

Dia menepis tuduhan melakukan kolusi dan mengatakan bahwa warga Hong Kong memiliki hak untuk bertemu dengan politisi asing.

Lai menggambarkan Undang- Undang Keamanan Nasional sebagai "lonceng kematian bagi Hong Kong".

Seperti banyak taipan Hong Kong lainnya, Lai mengubah jalan hidupnya perlahan-lahan dari lembah kemiskinan. Dia lahir di Guangdong, Tiongkok, dari keluarga kaya. Namun, keluarganya kehilangan semua harta ketika partai komunis mengambil alih kekuasaan pada 1949. n AFP/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top