Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penyanderaan di Papua - Tembakan Kelompok Separatis Tidak Melukai Warga

Aparat Evakuasi 804 Warga Desa Banti dan Kimberly

Foto : ANTATARA/SPEDY
A   A   A   Pengaturan Font

TIMIKA - Aparat Satuan Tugas (Satgas) Gabungan TNI-Polri telah berhasil mengevakuasi 804 warga Desa Banti dan Kimberly, ke Kota Timika, Kabupaten Mimika, Papua, Senin (20/11).

Warga asli Kampung Banti dan Kimberly ini meminta aparat mengevekuasi mereka agar mereka mendapatkan pelayanan kesehatan, pendidikan bagi anak-anak mereka, dan bisa beraktivitas untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.


"Proses evakuasi menggunakan 11 kendaraan bus karyawan milik PT Freeport Indonesia dengan pengawalan ketat aparat TNI dan Polri yang tergabung dalam Satgas Terpadu.


Para pengungsi ini ditampung sementara waktu di Gedung Eme Neme Yauware, Timika," kata Kapolda Papua, Irjen Polisi Boy Rafli, di Timika, Senin.


Ini adalah proses evakuasi tahap kedua. Sebelumnya, Jumat (17/11), sebanyak 344 warga sipil dari Kampung Kimberly dan Kampung Banti berhasil dibebaskan dari penyanderaan kelompok separatis melalui operasi senyap yang dilakukan anggota Kopassus dan Tim Intai Kostrad. Mereka dievakuasi ke Tembagapura.


Permintaan evakuasi 804 warga Kampung Banti dan Kimberly ini disampaikan oleh kepala suku dan pemuka agama setempat kepada Satgas Terpadu.

Pasalnya, selama tiga pekan ini, kelompok separatis menguasai Kampung Banti, Kimberly, dan kampung-kampung lain di sekitar itu. Warga tidak mendapatkan pelayanan kesehatan, anak-anak sekolah diliburkan lantaran guru dan petugas medis tidak berani tinggal di kampung itu.


"Kita sebenarnya tidak ingin mereka dipindahkan karena secara tidak langsung akan menimbulkan permasalahan sosial baru. Tapi keinginan untuk pindah sementara ini harus dipenuhi," jelas Boy Rafli.


Satgas Terpadu, kata Boy, telah berkoordinasi dengan manajemen PT Freeport Indonesia dan Pemerintah Kabupaten Mimika agar siap memfasilitasi, menampung dan mengurus ratusan warga yang mengungsi sementara waktu ke Timika itu.


Sementara itu, 200-an warga lainnya yang bekerja sebagai karyawan PT Freeport dan perusahaan subkontraktornya memilih tetap tinggal di Banti dan Kimberly lantaran mereka harus bekerja.

Kapolda berharap Pemerintah Kabupaten Mimika dan pihak perusahaan PT Freeport tetap memberikan pelayanan dan suplai bahan makanan kepada warga yang tinggal.


"Kami juga tetap memberikan pelayanan dalam bidang keamanan agar warga yang tinggal di Banti dan Kimberly merasa nyaman," ujarnya


Tidak Mulus


Evakuasi 804 warga kampung Banti dan Kimberly ini tidak berjalan mulus. Ketika aparat Satgas GabunganTNI-Polri mengumpulkan warga Kampung Banti dan Kimberly, kelompok separatis bersenjata ini melakukan perlawanan dengan mengeluarkan tembakan.

Namun, tembakan yang dilakukan oleh kelompok separatis Papua Merdeka itu tidak melukai masyarakat ataupun aparat.


"Namun, tak ada korban jiwa ataupun luka-luka karena aparat melindungi mereka. Sampai saat ini, Satgas Terpadu juga masih berada di sana lantaran masih ada masyarakat yang ingin bertahan di kampung mereka.

Ada 804 masyarakat lokal yang berhasil kami evakuasi, di antaranya 748 orang dewasa dan 56 anak-anak. " tegas Boy.


Proses evakuasi ke titik kumpul di Kampung Utikini dilakukan berjalan kaki yang berlangsung selama 3,5 jam. Lalu pada pukul 01.30 WIT, masyarakat menggunakan 12 bus menuju Timika. Mereka baru tiba di Timika pada pukul 16.30 WIT.


"Selanjutnya, kami akan mendata mereka semua untuk kemudian diserahkan kepada pemda setempat," paparnya.


Di tempat terpisah, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto, mengatakan kelompok kriminal bersenjata di Tembagapura ini tak sekadar bermotif kriminal. Menurut dia, ada motif lain untuk memisahkan diri dari wilayah NKRI. Ant/fdl/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Antara, Muhamad Umar Fadloli

Komentar

Komentar
()

Top