Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kinerja BUMN

AP I Siapkan Skema Restrukturisasi Bisnis

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - PT Angkasa Pura (AP) I tengah menyiapkan program restrukturisasi operasional dan finansial perusahaan yang tertekan akibat dampak pandemik Covid-19. Penyusunan program tersebut diharapkan rampung pada Januari 2022 sehingga perusahaan kemudian dapat bangkit dalam beberapa waktu ke depan.

Direktur Utama PT AP I (Persero), Faik Fahmi menyatakan pandemi Covid-19 berdampak terhadap penurunan drastis trafik penumpang di 15 bandara yang dikelola perusahaan. Sebagai gambaran, pada 2019, trafik penumpang di bandara AP I mencapai 81,5 juta penumpang. Namun, ketika pandemi melanda pada awal 2020, trafik penumpang turun menjadi 32,7 juta penumpang dan diprediksi kembali turun menjadi 25 juta penumpang tahun ini.

"Pandemi Covid-19 melanda pada saat AP I tengah dan melakukan pengembangan berbagai bandaranya yang berada dalam kondisi lack of capacity. Hal ini juga dimaksudkan untuk menjaga konektivitas udara tanah air tetap terbuka serta mempercantik gerbang udara daerah lebih menarik," kata Faik di Jakarta, Minggu (5/12).

Dia mengungkapkan pengembangan yang dilakukan meliputi Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang menghabiskan biaya pembangunan hampir 12 triliun rupiah, Terminal Baru Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin sebesar 2,3 triliun rupiah, dan Terminal Baru Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang sebesar 2,03 triliun rupiah.

Tak hanya itu, tambah Faik, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar sebesar 2,6 triliun rupiah, dan beberapa pengembangan bandara lainnya seperti Bandara Sam Ratulangi Manado, Bandara Lombok Praya, Terminal 1 Bandara Juanda Surabaya, Bandara Pattimura Ambon, Bandara El Tari Kupang dimana kesemuanya dibiayai melalui skema penggunaan dana internal dan berbagai sumber lain seperti kredit sindikasi perbankan serta obligasi.

"Adanya pandemi Covid-19 membuat kondisi keuangan dan operasional perusahaan mengalami tekanan cukup besar," katanya.

Target Perbaikan

Faik mengungkapkan pendapatan perusahaan terus berada dalam tren penurunan. Pada 2020, pendapatan perusahaan tercatat sebesar 3,9 triliun rupiah, turun dibandingkan capaian pada 2019 sebesar 8,6 triliun rupiah. Untuk tahun ini, Faik pesimistis pendapatan dapat melampaui capaian pada tahun sebelumnya, mengingat jumlah trafik pada 2021 diperkirakan lebih rendah ketimbang pada 2020.

Dia menambahkan, dari program restrukturisasi tersebut, perusahaan dapat mendapat tambahan dana sebesar 3,8 triliun rupiah, efisiensi biaya sebesar 704 miliar rupiah dan perolehan fund raising sebesar 3,5 triliun rupiah.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Mohammad Zaki Alatas

Komentar

Komentar
()

Top