Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Selasa, 19 Nov 2024, 01:20 WIB

Antisipasi Potensi Ekonomi Global Kian Melambat di Akhir Tahun

Mahendra Siregar Ketua Dewan Komisioner OJK - Di triwulan III-2024 yang lalu, pertumbuhan ekonomi dunia mengalami penurunan di sebagian besar negara perekonomian utama.

Foto: Antara

JAKARTA– Perekonomian global pada triwulan IV-2023 berpotensi semakin melambat karena dibayangi sejumlah sentimen negatif, seperti terpilihnya Donal Trump sebagai Presiden Amerika-Serikat (AS), pelambatan ekonomi Tiongkok, dan krisis geopolitik yang belum kunjung mereda.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI, di Jakarta, Senin (18/11), mengatakan risiko geopolitik dan perlambatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok membayangi pertumbuhan ekonomi global pada triwulan III-2024 lalu.

“Di triwulan III-2024 yang lalu, pertumbuhan ekonomi dunia mengalami penurunan di sebagian besar negara perekonomian utama,” kata Mahendra.

Kondisi tersebut turut dibayangi memburuknya tensi geopolitik yang terjadi di berbagai penjuru dunia khususnya di Ukraina dan di Timur Tengah.

Perkembangan tersebut disikapi bank sentral utama dunia dengan mengambil kebijakan yang lebih akomodatif melalui pelonggaran kebijakan moneter dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi masing-masing negara.

Risiko geopolitik yang membayangi perekonomian global pada triwulan III-2024 itu juga dibarengi berlanjutnya pelemahan ekonomi Tiongkok dan meningkatnya proteksionisme seiring terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS mulai 2025 mendatang.

“Tentu sekarang kita sudah ketahui hasilnya, risiko terpilihnya Donald Trump yang menjadikan para pelaku pasar memperhitungkannya dalam pelemahan perkiraan pertumbuhan ekonomi ke depan,” ujar Mahendra.

Di AS, indikator high frequency menunjukkan tekanan di pasar ketenagakerjaan sehingga menurunkan kepercayaan konsumen. Sedangkan Tiongkok mengalami perlambatan ekonomi seiring masih tertekannya demand maupun supply.

Sementara perekonomian Eropa masih tertekan dengan tingkat inflasi yang cenderung persisten dan kinerja sektor manufaktur yang terkontraksi.Di dalam negeri, sekalipun pertumbuhan pada triwulan III-2024 tercatat sebesar 4,95 persen, pertumbuhan ekonomi untuk sepanjang tahun 2024 sampai triwulan ketiga tetap terjaga di atas 5 persen, yaitu 5,03 persen.

Ekonomi Tiongkok Tertekan

Peneliti ekonomi Celios, Nailul Huda, mengatakan pelambatan perekonomian global iti bisa memburuk ke depan setelah terpilihnya Trump. “Saya merasa Trump mempunyai hubungan buruk dengan Tiongkok sehingga berdampak ke ketidakpastian perekonomian global,”paparnya.

Perekonomian Tiongkok akan semakin tertekan dan menyebabkan ekonomi negara lain juga terhambat, termasuk ekonomi Indonesia.

Dalam kesempatan berbeda, pengamat ekonomi Universitas Airlangga, Tika Widiastuti, mengatakan fluktuasi ekonomi Tiongkok sebagai salah satu konsumen minyak terbesar, memiliki dampak signifikan pada pasar minyak global.

“Tiongkok menjadi importir minyak mentah terbesar di dunia, sehingga kondisi ekonominya sangat mempengaruhi pergerakan harga minyak mentah dunia. Ini juga berdampak pada ekonomi global. Penurunan harga itu dapat menguntungkan negara pengimpor karena biaya produksi menurun dan inflasi yang lebih rendah, sebaliknya akan merugikan negara-negara penghasil minyak,” katanya.

Redaktur: Vitto Budi

Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.