Antisipasi Kenaikan Harga Barang Konsumsi
KEDELAI IMPOR NAIK, UKURAN TEMPE DIPERKECIL I Perajin membuat tempe berbahan baku kedelai impor yang kini harganya naik dari 9.600 rupiah menjadi 10.300 rupiah per kilogram di sentra perajin tempe di Sanan, Malang, Jawa Timur, Selasa (11/1). Naiknya harga kedelai impor sebagai imbas dari gangguan cuaca di sejumlah negara penghasil kedelai membuat perajin tempe setempat kembali memperkecil ukuran tempe untuk mengurangi pembengkakan biaya produksi.
"Kenaikan harga harga barang konsumsi di akhir tahun 2021 menjadi pengalaman berharga bagi kementerian terkait," tegasnya.
Kedua, sektor energi merupakan hal vital dan menjadi penyumbang inflasi yang signifikan. Oleh karena itu, kelangkaan bahan baku sepatutnya tidak terjadi lagi. "Rantai pasoknya diatur dengan baik, dengan memperhatikan kebutuhan dan persediaan yang aman," kata Suhartoko.
Ketiga, dari faktor eksternal pandemi Covid-19 dengan varian barunya harus disikapi dengan kebijakan yang relatif longgar dibandingkan sebelumnya.
Pengamat Pariwisata Nasional, sekaligus penulis buku Protokol Destinasi, dan pendiri Temannya Wisatawan, Taufan Rahmadi, mengatakan proyeksi pertumbuhan 2022 sebesar 5,1 persen akan dicapai dengan susah payah memang beralasan, terutama jika upaya pembatasan untuk mencegah penularan Covid-19 berlaku lagi. Pemerintah diharapkan terus melakukan pelonggaran untuk menghidupkan kembali sektor pariwisata yang menjadi salah satu sumber potensial devisa.
"Ketidakpastian pandemi ini akan selalu ada karena virus ini wabah baru termasuk bagi para ahli kesehatan sendiri. Jika muncul varian-varian yang lebih menular dan berbahaya tentu akan mendorong langkah-langkah pembatasan seperti PPKM, masa karantina dan semacamnya," katanya.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya