![Anjing Mengeong, Kucing Menggonggong, Novel Pendek yang Sarat Makna](https://koran-jakarta.com/images/article/anjing-mengeong-kucing-menggonggong-novel-pendek-yang-sarat-makna-240812200658.jpg)
Anjing Mengeong, Kucing Menggonggong, Novel Pendek yang Sarat Makna
![Anjing Mengeong, Kucing Menggonggong, Novel Pendek yang Sarat Makna](https://koran-jakarta.com/images/article/anjing-mengeong-kucing-menggonggong-novel-pendek-yang-sarat-makna-240812200658.jpg)
Eka Kurniawan, pengaran novel Anjing Mengeong, Kucing Menggonggong (AMKM). (Haryo Brono/Koran Jakarta)
"Saya menulis tidak sependek apa dan sepanjang apa apa. Ada yang bilang wah ini tebal banget. Yang memang selesainya segitu," ungkapnya tentang novel yang telah terjual 5.000 eksemplar sejak berada di toko pada 31 Juli 2024 hingga
Ia khawatir jika AMKM dibuat lebih panjang malah akan mengulang-ulang cerita yang sama, sehingga bisa membosankan pembacanya. Sebelum menerbitkan AMKM ia bahkan sudah membandingkan dengan novel-novel tipis lainnya seperti karya-karya Motinggo Busye.
"Saya mencoba membaca novel pendek orang seperti novel Motinggo Busye yang tipis-tipis itu," ujarnya Eka yang karya-karyanya telah diterjemahkan ke lebih dari tiga puluh bahasa.
Menurut editor AMKM Mirna Yulistianti, tebal tipis bukan masalah bagi sebuah karya. Jika ceritanya dipaksa lebih panjang dengan halaman lebih banyak dikhawatirkan ceritanya tidak fokus berlari ke mana-mana.
"Tebal dan tipis menurutku bukan hal signifikan dalam karya karya Eka. Kalau panjang-panjang nanti banyak mubazir dan ngelantur," tuturnya.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Komentar
()Muat lainnya