Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Angka Kasus "Stunting" di Depok Memprihatinkan

Foto : (ANTARA/Feru Lantara)

Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Novarita. (ANTARA/Feru Lantara)

A   A   A   Pengaturan Font

DEPOK - Angka kasus stunting -kekurangan gizi kronis yang menyebabkan gangguan pertumbuhan pada anak- di KotaDepok, Jawa Barat, pada 2020 mencapai 5,31 persen, melampaui target 6,59 persen yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2016-2021.

Kepala Dinas Kesehatan Kota DepokNovarita di Depok, Jumat, mengatakan data tersebut diperoleh berdasarkan hasil pemantauan balita selama Bulan Penimbangan Balita (BPB) pada Agustus 2020 di 38 UPTD Puskesmas.

Menurut dia, selama tahun 2020 dinas melakukan pengukuran tinggi badan pada 107.710 balita dan hasilnya menunjukkan 5.718 di antaranya mengalami stunting.

Ia menjelaskan pula bahwa pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mencegah dan menanggulangi stunting, termasuk memantau pertumbuhan balita melalui kegiatan posyandu dan melaksanakan kegiatan posyandu keliling.

"Juga dilakukan pelayanan konseling gizi melalui whatsapp grup terhadap balita risiko tinggi di puskesmas. Pemberian makanan tambahan, lalu pelacakan kasus gizi dan validasi hasil pengukuran," katanya.

Dalam upaya mencegah munculnya kasus stunting, ia melanjutkan, Dinas Kesehatan juga memberikan suplemen gizi pada remaja puteri dan ibu hamil serta melatih petugas dan kader kesehatan.

Pada 14 Desember 2020, Gerakan Bersama Hayu Berantas Stunting (GBER HBRING) dicanangkan untuk meningkatkan sinergi dalam upaya penanggulangan stunting.

Kurang Gizi

Sementara itu. jumlah stunting di Kota Bogor berada dalam kisaran yang kecil, tapi menunjukkan tren kenaikan.

Pada 2019 terjadi penurunan angka stunting di Bogor menjadi 4,52 persen dari 4,80 persen pada 2018. Namun, pada 2020 terjadi kenaikan menjadi 10,50 persen yang dihitung berdasarkan Bulan Pemantauan Balita Kota Bogor.

Temuan penyebab kenaikan itu dilakukan dalam program Guru Besar Mengabdi IPB University yang bertujuan turut mencegah naiknya angka stunting di Kota Bogor. Pada November-Desember 2020, Prof Evy dan tim menemukan masalah gizi masyarakat yang utama berdasarkan data Dinas Kesehatan dan Puskesmas.

Ketua Dewan Guru Besar (DGB) IPB University Prof Dr Evy Damayanthi menjelaskan, rendahnya cakupan pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif menjadi salah satu faktor terjadinya peningkatan angka stunting di Kota Bogor, Jawa Barat.

"Kami menemukan rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif dan tingginya angka anemia pada ibu hamil. Kedua hal ini bisa menjadi penyebab terjadinya stunting pada anak. n Ant/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top