Minggu, 16 Mar 2025, 09:00 WIB

Andreeva Tantang Peringkat Satu Dunia Sabalenka di Final Indian Wells

Mirra Andreeva, juara WTA 1000 termuda dalam sejarah, berambisi menambah gelar bergengsi lainnya saat menghadapi petenis nomor satu dunia Aryna Sabalenka di final Indian Wells, Senin (17/3) dini hari WIB

Foto: AFP

INDIAN WELLS, AMERIKA SERIKAT - Mirra Andreeva, juara WTA 1000 termuda dalam sejarah, berambisi menambah gelar bergengsi lainnya saat menghadapi petenis nomor satu dunia Aryna Sabalenka di final Indian Wells, Senin (17/3) dini hari WIB.

Bagi remaja Russia berusia 17 tahun ini—yang sukses menghentikan langkah Iga Swiatek dalam upaya mempertahankan gelarnya di semifinal—ini adalah kesempatan emas untuk membalas kekalahan telak 6-1, 6-2 dari Sabalenka di babak keempat Australia Open.

“Dia hampir menghancurkan saya, terutama di Melbourne. Saya ingin membalas dendam, karena saya tidak punya apa pun untuk dirugikan,” ujar Andreeva.

Sejak kekalahan di Australia Open, Andreeva terus menunjukkan perkembangan pesat, termasuk menumbangkan dua juara Grand Slam, Swiatek dan Elena Rybakina, dalam perjalanannya meraih gelar WTA 1000 di Dubai bulan lalu.

Kemenangan itu sempat mengantarkannya masuk ke jajaran 10 besar dunia, dan dia akan kembali ke sana saat peringkat terbaru diumumkan pada hari Senin.

Sementara itu, Sabalenka tampaknya sudah pulih sepenuhnya dari kekalahan mengejutkannya di final Australia Open melawan Madison Keys—hasil yang dia balas dengan kemenangan telak 6-0, 6-1 atas petenis AS tersebut di semifinal Indian Wells.

Sabalenka belum kehilangan satu set pun dalam perjalanannya menuju final Indian Wells yang kedua. Setelah hanya menjadi runner-up dua tahun lalu usai dikalahkan Rybakina, kali ini dia bertekad menuntaskan misinya dengan gelar juara.

Petenis berusia 26 tahun itu sempat bercanda bahwa melawan Andreeva terasa seperti "seorang ibu tua menghadapi anak kecil," namun dia menegaskan, “Saya sudah melewati fase di mana saya peduli dengan usia lawan.”

Sabalenka telah memenangkan empat dari lima pertemuan sebelumnya melawan Andreeva, termasuk dua kemenangan tahun ini. Satu-satunya kemenangan Andreeva atas Sabalenka terjadi di perempat final Roland Garros tahun lalu.

Saat ini, Andreeva tengah mencatat 11 kemenangan beruntun dan menyamai Swiatek serta Keys sebagai petenis dengan jumlah kemenangan terbanyak musim ini, yakni 18 kemenangan.

Menjadi petenis termuda yang mencapai final Indian Wells sejak Kim Clijsters pada 2001 di usia 17 tahun, Andreeva mengaku menyadari sejarah para remaja hebat WTA di masa lalu—termasuk nama-nama seperti Steffi Graf, Monica Seles, Martina Hingis, serta Venus dan Serena Williams.

Namun, dengan permainan tenis wanita yang kini semakin mengandalkan kekuatan fisik, serta meningkatnya kesadaran akan risiko kelelahan dini, jumlah petenis muda berbakat yang mampu bersaing di level atas semakin berkurang. Saat ini, Andreeva adalah satu dari hanya dua remaja yang bertengger di peringkat 100 besar dunia.

“Saya tentu tahu bahwa Monica Seles dan Martina Hingis memenangkan banyak turnamen dan gelar saat mereka masih remaja. Saya ingin mencapai level yang sama, tetapi tenis sudah berubah begitu banyak. Sekarang, membayangkan seorang remaja 17 tahun memenangkan delapan gelar Grand Slam rasanya mustahil,” ujar Andreeva.

“Saya mencoba untuk tidak terlalu memikirkannya, karena jika saya mulai membandingkan diri saya dengan mereka, saya rasa itu tidak akan membawa dampak baik bagi saya,” sambungnya.

Redaktur: Aloysius Widiyatmaka

Penulis: AFP, Benny Mudesta Putra

Tag Terkait:

Bagikan: