Anak yang Alami Alergi Susu Sapi Perlu Sumber Nutrisi Alternatif
Para pembicara webinar bertema Tangani Alergi Susu Sapi (ASS) pada Anak dengan Cepat dan Tepat sebelum Terlambat, pada hari Selasa (25/6).
JAKARTA - Alergi susu sapi (ASS) terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap protein dalam susu sapi. Keadaan ini dapat memengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan anak jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.
"ASS adalah alergi makanan yang paling umum pada awal masa kanak-kanak, dengan insidensi 2-3 persen pada tahun pertama kehidupan," ungkap Dokter Spesialis Anak Konsultan Alergi Imunologi. Prof. Dr. Budi Setiabudiawan, SpA(K) dalam webinar bertema Tangani Alergi Susu Sapi (ASS) pada Anak dengan Cepat dan Tepat sebelum Terlambat, pada hari Selasa (25/6).
Data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan bahwa prevalensi ASS pada anak Indonesia sekitar 2 hingga 7,5 persen. Data ini menyatakan protein susu sapi menjadi alergen kedua yang paling umum setelah telur.
"Oleh sebab itu, penanganan cepat dan tepat sangat penting dilakukan untuk mencegah terjadinya dampak jangka panjang ASS dan memastikan pertumbuhan serta perkembangan anak tidak terganggu," tegas Prof Budi.
Dampak ASS dapat bervariasi dari ringan hingga berat, dan dapat memengaruhi berbagai sistem dalam tubuh. Dalam jangka pendek, ASS dapat menyebabkan ketidaknyamanan, serta kesulitan makan dan tidur.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Komentar
()Muat lainnya