Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Anak Muda Peduli Lingkungan

Foto : istimewa

Komunitas Pensil Bambu didirikan oleh siswa SMKN I Depok. Dalam perkembangannya, komunitas ini beranggota siswa SMP, SMA, dan SMK di depok.

A   A   A   Pengaturan Font

Setiap sebelum melakukan kegiatan, para anggota komunitas selalu dibekali sejumlah pengetahuan sebelum terjun ke masyarakat, salah satunya seperti berkomunikasi dengan masyarakat sekitar. Perbekalan pengetahuan tersebut dilakukan Yayasan Rumah Bangsa yang menaungi Komunitas Pensil Bambu. Para anggota Yayasan Rumah Bangsa merupakan anggota senior Komunitas Pensil Bambu yang sudah duduk di bangku kuliah.

Komunitas Pensil Bambu didirikan oleh siswa SMKN I Depok. Lambat laut, komunitas yang memasuki usia tiga tahun ini, beranggota siswa SMP, SMA dan SMK di depok. "Maksimal, anggota Pensil Bambu kelas 12. Karena kalau anak kuliah pemikirannya sudah lain dengan pelajar," ujar dia tentang anggota saat ini yang berjumlah 80 orang.

Tahun sebelumnya, anggotanya mencapai 200 orang jumlah tersebut menyusut karena sebagian besar anggota sudah lulus tingkat sekolah menengah atas. Pensil Bambu merupakan kepanjangan dari pelajar, inovatif, aktif, kreatif dan memiliki daya juang. Dengan jiwa muda, mereka menyadarkan untuk peduli terhadap lingkungan dan masyarakat. din/E-6

Ruang Publik Kotor, Bukti Tak Peduli Kebersihan

Kesadaran bebas sampah membuat sejumlah anak muda di Kota Depok bergabung dengan Pensil Bambu. Mereka merasa memiliki teman satu pemikiran untuk menanggulangi sampah di lingkungan tempat tinggal mereka. Muhammad Rizki Zidan, 15, mengaku terganggu dengan sampah yang ada di sekitar rumahnya. "Risih banget kalau melihat sampah, lingkungan tidak sehat," ujar pelajar kelas 10 SMKN I Depok ini.

Maka, pemuda yang bergabung dengan Pensil Bambu sejak November 2017 ini cukup beruntung. Pasalnya, dia memiliki teman sepemikiran yang sadar tentang sampah. Laki-laki yang biasa dipanggil Zidan ini mengatakan bahwa kesadaran masyarakat membuat sampah masih memprihatinkan.
Halaman Selanjutnya....

Penulis : Dini Daniswari

Komentar

Komentar
()

Top