Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Anak Keluarga Mapan Bisa Terkena Stunting, Mengapa Demikian?

Foto : ANTARA/Yusuf Nugroho

Pengukuran intervensi serentak pencegahan stunting di Kudus, Jawa Tengah.

A   A   A   Pengaturan Font

Studi terbaru menemukan adanya anomali pada populasi kelompok ekonomi menengah ke atas di Indonesia, 12,5 persen anak umur di bawah dua tahun di populasi tersebut mengalami stunting.

Iswari Hariastuti, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN); Agung Dwi Laksono, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Mochammad Wahyu Ghani, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

Pemerintah Indonesia telah menerapkan berbagai upaya dari tingkat pusat sampai level akar rumput demi menurunkan level stunting ke angka 14% tahun ini. Namun, hal tersebut sulit terealisasi mengingat pada 2023, prevalensi angka stunting hanya menunjukkan penurunan 0,1%, dari 21,6% pada tahun sebelumnya menjadi menjadi 21,5%.

Berbagai temuan menyebutkan bahwa sebagian besar anak stunting berasal dari keluarga miskin sehingga fokus intervensi pemerintah lebih banyak pada keluarga marginal. Namun, studi terbaru menemukan adanya anomali pada populasi kelompok ekonomi menengah ke atas di Indonesia, yakni bahwa 12,5% anak umur di bawah dua tahun di populasi tersebut mengalami stunting.

Kelompok ini, kelas ekonomi menengah ke atas, yang kerap tak menjadi sasaran program bisa jadi salah satu faktor yang menjegal taget pemerintah.

Anomali 'stunting' pada keluarga menengah ke atas
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top