AMR Dorong Patogen Resisten pada Banyak Obat

Penggunaan antibiotik yang tidak benar bukan semata menimbulkan masalah resistensi antimikroba (antimicrobial resistance/AMR). Penelitian terbaru menyatakan paparan antibiotik dapat mempercepat bakteri yang resisten tunggal menjadi resisten terhadap banyak obat.
Para peneliti melaporkan, bakteri patogen yang sudah resisten terhadap antibiotik, dengan paparan antibiotik secara berkepanjangan tidak hanya meningkatkan kemampuannya untuk mempertahankan gen resistensinya. Lebih jauh dari itu membuat patogen mampu bertahan dari resistensi terhadap antibiotik kedua dan terhadap banyak obat.
Para ilmuwan di University of Washington (UW) dan University of Idaho (UI) menyatakan betapa mudahnya menemukan bakteri multidrug-resistant (MDR) saat ini. Hal ini karena bakteri patogen yang resisten terhadap antibiotik karena berkepanjangan tidak hanya meningkatkan kemampuannya untuk mempertahankan gen resistensinya.
"Selain itu bakteri patogen itu mengambil dan mempertahankan resistensi terhadap antibiotik kedua dan menjadi strain MDR baru," ujar Benjamin Kerr, profesor biologi UW dan penulis senior di makalah tersebut pada laman resminya.
Eksperimen tim tersebut menunjukkan bahwa kontak yang terlalu lama dengan satu jenis antibiotik pada dasarnya seperti mempersiapkan bakteri. Efek ini membuat bakteri akan memperoleh resistensi terhadap antibiotik tambahan, bahkan tanpa adanya paparan antibiotik lebih lanjut.
"Paparan antibiotik tampaknya memilih secara tidak langsung untuk sistem resistensi antibiotik yang lebih stabil. Sistem yang lebih stabil dalam suatu strain akan meningkatkan kemungkinan resistensi terhadap banyak antibiotik," papar Kerr.
Temuan mereka juga menunjukkan bagaimana paparan antibiotik mempengaruhi dinamika evolusi dalam bakteri. Bukan hanya menjelaskan munculnya resistensi multidrug pada bakteri, tetapi juga bagaimana resistensi antibiotik bertahan dan menyebar.
"Penyebaran dapat terjadi di lingkungan perawatan kesehatan, di tanah dari limpasan pertanian, bahkan lama setelah paparan antibiotik berakhir," ujar rekan penulis senior dan seorang profesor biologi di UI, Eva Top. hay/I-1