Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ekonomi Global

Amerika Serikat Terancam Susul Singapura Alami Resesi

Foto : Foto: Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Perekonomian Amerika Serikat (AS) terancam memasuki resesi ekonomi menyusul Singapura yang sudah mengumumkan pada pekan lalu.

Terancamnya AS yang merupakan negara ekonomi terbesar dunia itu setelah pada kuartal I-2020 pertumbuhan ekonominya berkontraksi atau minus 5 persen.

Sementara pada kuartal II-2020 belum ada pengumuman resmi dari otoritas negara tersebut, namun dari hasil polling Reuters menunjukkan Produk Domestik Bruto (PDB) negara itu diprediksi berkontraksi 32,4 persen.

Adapun penyebab resesi sama seperti Singapura yang menerapkan kebijakan pembatasan lalu lintas barang dan orang untuk mencegah meluasnya penyebaran Covid-19, namun malah berdampak buruk pada lesunya perekonomian.

AS sendiri tercatat sebagai negara dengan jumlah penduduk yang terjangkit Covid-19 terbanyak di dunia. Berdasarkan data Worldometer, total kasus Covid-19 di AS saat ini lebih dari 3,8 juta orang, sehingga salah satu negara bagian yaitu California kembali menerapkan penguncian wilayah atau lockdown.

AS baru akan mengumumkan kinerja perekonomiannya pada kuartal II-2020 akhir Juli mendatang untuk memastikan negara tersebut masuk atau lolos dari resesi ekonomi. Investopedia mencatat AS sudah terbiasa mengalami resesi yakni sudah 33 kali sejak tahun 1854. Bahkan, sejak 1980, negara tersebut sudah empat kali resesi, termasuk yang terakhir pada krisis keuangan global 2008.

Lima Indikator

The Balance menyebutkan terdapat lima indikator ekonomi yang dijadikan acuan suatu negara mengalami resesi, yakni produk domestik bruto (PDB) riil, pendapatan, tingkat pengangguran, manufaktur, dan penjualan ritel.

Data PDB AS baru akan dirilis pada pekan depan, sedangkan empat indikator lain sudah mengarah ke resesi. Pendapatan warga AS bisa dilihat dari data rata-rata upah per jam yang dirilis setiap awal bulan. Data yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan rata-rata upah per jam menurun 1,2 persen secara bulanan atau month on month (MoM) pada Juni, dan di bulan sebelumnya juga turun 1 persen.

Sementara itu, tingkat pengangguran, juga mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah AS yakni 14,7 persen pada April. Meski dalam dua bulan terakhir sudah kembali menunjukkan penurunan. Pada bulan Juni, tingkat pengangguran AS berada di level 11,1 persen. Kemudian, sektor manufaktur AS, mengalami kontraksi di bulan April dan Mei. n CNBC/bud/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Vitto Budi

Komentar

Komentar
()

Top