Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Amerika dan Inggris Pernah Hampir Perang Besar Gara-Gara Seekor Babi! Apa yang Terjadi?

Foto : Unsplash | Phoenix Han

Ilustrasi Babi.

A   A   A   Pengaturan Font

Kisah yang hampir memicu perang besar antara Amerika Serikat dan Inggris ini terjadi pada tahun 1859. Insiden yang melibatkan seekor babi ini terjadi di Kepulauan San Juan dan dikenal dengan nama "Perang Babi".

Meski pemicunya adalah seekor babi, tapi sebetulnya daerah tersebut memang sudah menjadi sengketa antara Amerika Serikat dan Inggris. Sejak abad ke-17, Inggris dan AS saling berebut batas wilayah Kepulauan San Juan. Hal tersebut bahkan sempat dicari titik tengahnya melalui Perjanjian Anglo-Amerika 1818 dan Perjanjian Oregon 1846.

Meski sudah dibuat pertemuan untuk mencari solusinya, isi perjanjian tersebut dianggap rancu dan tidak membahas pembagian wilayah secara detail.

Kepulauan San Juan berada di antara dua selat, yakni Selat Rosario dan Selat Haro. Orang Inggris biasa menggunakan Selat Rosario dan mengklaim wilayah tersebut sebagai miliknya, sementara orang Amerika lebih suka menggunakan Selat Haro dengan alasan yang sama. Tanpa disadari, inilah yang menjadi titik awal polemik pertama.

Hewan Babi Pemicu Perang

Seorang petani Amerika yang bermukim di Kepulauan San Juan menemukan seekor babi yang berkeliaran di kebun sayur miliknya pada 15 Juni 1859. Petani tersebut bernama Lyman Cutler.

Babi tersebut selalu berkeliaran dan merusak kebunnya. Karena kesal, ia pun akhirnya menembak mati babi tersebut.

Tanpa diduga, ternyata babi yang Cutler tembak adalah milik Charles Griffin. Ia adalah seorang karyawan perusahaan Inggris.

Griffin kemudian mendatangi Cutler dan menuntutnya karena telah membunuh babi miliknya. Cutler menawarkan kompensasi atas kesalahannya dengan uang sebesar 10 dollar, namun Griffin menolak. Ia meminta tambahan ganti rugi dan melaporkannya ke pihak berwenang Inggris untuk ditangkap.

Akibat ancaman dari Griffin, komandan militer Amerika Serikat yang berada di pulau tersebut meminta 64 tentara untuk datang ke pulau tersebut. Tujuannya adalah untuk melindungi warga Amerika yang bermukim di sana.

Melihat tentara Amerika yang datang dengan jumlah banyak, Inggris pun akhirnya mengirim kapal fregat Inggris untuk mengusir tentara Amerika.

Meski belum ada yang menyerang lebih dulu ketegangan antara dua negara kian meningkat. Pada Agustus 1859, Pulau San Juan telah dikepung 400 tentara Amerika dan delapan meriam, sementara Inggris juga telah membawa lima kapal perang dengan lebih dari 1.000 tentara. Bahkan, kedua negara tersebut sudah mulai membangun benteng dan melakukan latihan tembak sebelum perintah penyerangan dimulai.

Salah satu hal lucu dari kejadian ini adalah meski kedua negara bersitegang, para perwira Inggris dan Amerika yang bertugas di sana malah tampak bersahabat seakan tidak ada masalah. Mereka masih melihat situasi dengan kepala dingin.

Perseteruan ini akhirnya dapat diselesaikan dengan kedatangan Laksamana Muda Robert L. Baynes, yang melihat kondisi di San Juan sebagai situasi yang konyol. Ia menegaskan bahwa tidak mungkin dua negara besar berperang hanya karena seekor babi.

Kabar tentang kondisi San Juan akhirnya pun terdengar hingga Presiden AS James Buchanan di Washington DC. Ia mengutus Panglima Tertinggi Angkatan Darat AS, Jenderal Windfield Scott untuk menemui Gubernur Douglas dalam rangka perdamaian.

Kesalahpahaman tersebut akhirnya dapat terselesaikan pada Oktober 1859. Masing-masing negara sepakat untuk memulangkan pasukannya dari Pulau San Juan.

Perebutan Pulau San Juan pun akhirnya bisa menemukan penyelesaian pada tahun 1871 melalui Perjanjian Washington. Kemudian pada 1872, akhirnya diputuskan pulau San Juan termasuk dalam wilayah Amerika Serikat.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rizqa Fajria

Komentar

Komentar
()

Top