Amerika akan Gelar Parade Militer pada 11 November

WASHINGTON DC - Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS) berencana untuk menggelar parade militer pada 11 November yang sebelumnya merupakan peringatan berakhirnya Perang Dunia I. Pernyataan Pentagon ini untuk merespons permintaan Presiden Donald Trump agar AS mau unjuk kekuatan militer.

"Tanggal 11 November atau Hari Veteran (akan digelar parade militer)," kata juru bicara Pentagon, Dana White, Kamis (1/3). "Parade militer ini bisa dikaitkan dengan peringatan berakhirnya PD I. Jadi peringatan itu tak hanya dirayakan oleh anggota militer sekarang ini saja, namun juga pada pendahulu mereka," imbuh dia.

Pada Februari lalu, Gedung Putih mengumumkan bahwa Presiden Trump ingin diselenggarakannya parade militer untuk mengangkat keunggulan kekuatan militer AS. Pengumuman itu sempat membuat kontroversi, apalagi setelah keluar perkiraan anggaran senilai 20 juta dollar AS hanya untuk menggelar parade militer ini.

Inspirasi Trump untuk menggelar parade militer tercetus saat ia menghadiri Hari Bastile di Prancis pada Juli 2017 lalu dimana Presiden AS turut mengungkapkan kekagumannya atas parade militer di Prancis itu.

Rumor Mundur

Pada saat bersamaan, tersiar kabar angin dari Gedung Putih yang menyatakan bahwa penasihat utama keamanan AS, HR McMaster, akan mundur dalam beberapa bulan ke depan. Media NBC edisi Kamis bahkan menulis bahwa pengganti McMaster telah dipersiapkan yaitu Stephen Biegun, yang saat ini jadi eksekutif senior di perusahaan kendaraan AS, Ford.

Atas berita spekulasi ini, juru bicara Gedung Putih, Raj Shah, menyatakan tak ada pengumuman pejabat AS yang akan mengundurkan diri dalam waktu dekat. Juru bicara McMaster yang bernama Michael Anton, pun mengatakan bahwa dirinya baru saja menyaksikan pertemuan antara McMaster dengan Presiden Trump dan Presiden AS itu menyatakan apa yang diberitakan NBC sebagai berita bohong.

Hubungan McMaster dan Presiden Trump dikabarkan tak akur karena isu turut campurnya Russia dalam pilpres 2016 lalu. McMaster baru jadi penasihat utama keamanan AS pada Februari tahun lalu, menggantikan Michael Flynn yang kabarnya terlibat dalam skandal turut campurnya Russia itu.

AFP/I-1