Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Alumni Unair Diharapkan menjadi "Game Changer"

Foto : Istimewa

Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Airlangga (IKA Unair), Khofifah Indar, Parawansa, (kiri) dan Wakil Rektor Bidang Akademik, Mahasiswa, dan Alumni Unair, Bambang Sektiari Lukiswanto, dalam Silaturahmi Pengurus Pusat IKA Unair, di Surabaya, Kamis (6/4).

A   A   A   Pengaturan Font

SURABAYA - Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Airlangga (IKA Unair), Khofifah Indar, Parawansa, mengatakan, alumnus Unair di jajaran eksekutif, yudikatif, legislatif maupun bisnis diharapkan member sumbangsih dan manfaat terbaik bagi bangsa dan negara.

"Jejaring Unair memberikan banyak dedikasi kontributif dari peran alumni-alumninya. Seluruh alumni diharapkan menjadi game changer, mampu merubah keadaan-keadaan lebih baik, lebih bermanfaat, dan lebih berkah" ujarnya pada acara Silaturahmi Pengurus Pusat IKA Unair, di Surabaya, Kamis (6/4).

Dia menjelaskan, ketika seorang alumnus Unair menjadi pimpinan di sektor manapun dapat memberikan support terhadap sistem yang ada.

"Baik sistem eksekutif, yudikatif, legislatif, sistem perguruan tinggi, maupun sistem lainnya. Sehingga alumni Unair dapat memberikan kebaikan bagi bersama," ujarnya.

Gubernur Jatim ini juga mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan antara keimanan dan amal sholeh di bulan suci Ramadhan.

"Di momen bulan Ramadan ini, momentum Allah mengajak kita melakukan banyak kesolehan sosial, kesetiakawanan sosial, solidaritas sosial," ungkap Khofifah.

"Bahkan momentum keimanan dan aspek sosial ini disebutkan di banyak sekali ayat-ayat dalam Al-Qur'an," tambahnya.

Menurutnya, pentingnya keseimbangan dua aspek ini tercermin dari riwayat Rasulullah SAW bersama seorang sahabat. Yang mana, sahabat itu menceritakan tentang seorang yang selalu rajin dzikir, sholat, dan tadarus di masjid.

Mantan Menteri Sosial itu juga mengingatkan untuk tidak lupa beristighfar. Sebab, ada proses permohonan ampunan untuk bisa sampai pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan, di mana Allah menjanjikan pembebasan dari api neraka.

Keseimbangan antara keimanan dan amal sholeh pada sesama, kata Khofifah, juga dipesankan oleh para Wali Songo dengan kata-kata sangat sederhana. Salah satu yang dapat dijadikan teladan adalah empat wasiat Sunan Drajat.

Antara lain wenehono teken marang wong kang wuto (berilah tongkat pada orang yang buta), wenohono pangan marang wong kang kaliren (berilah makan pada orang yang kelaparan), wenehono payung marang wong kang kaudanan (berilah payung pada orang yang kehujanan), dan wenohono sandang marang wong kang wudo (berilah pakaian pada orang yang telanjang).

"Payung dan baju di sini bisa fisik, tapi bisa berarti payung dan baju kehidupan. Bukan selalu berarti kita memayungi orang yang menggigil kehujanan, tapi bisa saja merasa demam dan menggigil karena ada sesuatu yang menakutkan. Yang takut itu, harus kita beri perlindungan," tuturnya.

Di akhir, Khofifah mengajak semua orang untuk memanfaatkan momentum Ramadhan sebagai proses meningkatkan keimanan dan kesolehan sosial. Sebab, di bulan ini Allah sedang melipatgandakan rahmat untuk mereka yang beramal soleh.

"Jadi bagaimana kesolehan sosial itu berseiring dengan keimanan. Amal sholeh inilah yang oleh Al-Qur'an selalu diberseiringi. Maka perkuat proses keimanan kita dengan amal sholeh yang bisa kita bangun. Mudah-mudahan Allah memuliakan kita, keluarga kita, masyarakat Jawa Timur, Indonesia," tutupnya.


Redaktur : Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top