Nasional Luar Negeri Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona Genvoice Kupas Splash Wisata Perspektif Edisi Weekend Foto Video Infografis

Alasan Kanada Ingin Lebih Banyak Wisatawan Mancanegara Berkunjung

Foto : BBC/Getty Images
A   A   A   Pengaturan Font

Kanada telah meluncurkan upaya baru untuk menarik lebih banyak wisatawan mancanegara berkunjung ke negara ini. Namun, terdapat sejumlah kendala yang membuat upaya tersebut tidak mudah dijalankan, seperti kekurangan staf, kebakaran hutan, dan perselisihan dengan Tiongkok.

"Anda bisa belajar tentang alam, budaya asli dan sejarah kami," kata pemandu wisata Jack Rivers, dikutip dari BBC, Jumat (1/11).

Rivers mengungkapkan, tiga alasan mengapa lebih banyak orang harus mengambil kesempatan untuk berlibur di Kanada. Ia yang merupakan penduduk asli, memimpin tur berjalan kaki di sekitar Wiikwemkoong Unceded Territory di Pulau Manitoulin, Ontario. Ini adalah daerah yang masih alami, di mana hutan lebat berbaris di tepi Danau Huron.

Tur jalan kaki ini merupakan bagian dari Wiikwemkoong Tourism, sebuah organisasi pariwisata pribumi yang mengajarkan pengunjung tentang sejarah dan tanah pribumi.

Rivers mengatakan bahwa pekerjaannya "luar biasa", namun ia mengakui bahwa pekerjaan ini tidak cocok untuk semua orang.

"Ini bukan pekerjaan 8 - 4 (jam kerja). Pekerjaan ini mengandalkan orang-orang yang bekerja di akhir pekan dan jauh dari keluarga," ucapnya.

Akibatnya, Wikwemikong Tourism kesulitan untuk mempertahankan staf, sebuah masalah yang tercermin di seluruh sektor pariwisata di Kanada yang masih kekurangan ratusan ribu pekerja. Kekurangan staf ini harus diatasi jika pemerintah Kanada berhasil dalam upaya barunya untuk meningkatkan jumlah pengunjung ke negara tersebut.

Dorongan tersebut, yang dipimpin oleh badan pemerintah Destination Canada, muncul ketika jumlah pengunjung ke Kanada gagal pulih pasca Covid-19 hingga mencapai puncaknya pada tahun 2019, yaitu 22 juta orang. Tahun lalu jumlahnya mencapai 18,3 juta, turun 17 persem.

Strategi baru yang disebut A World Of Opportunity, bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dari sektor pariwisata Kanada menjadi 160 miliar dolar Kanada pada tahun 2030, naik dari 109 miliar dolar Kanada tahun lalu. Strategi ini juga ingin menjadikan Kanada sebagai negara ketujuh yang paling banyak dikunjungi di dunia, naik dari peringkat ke-13 saat ini.

Lebih dari 3.000 km (1864 mil) di sebelah barat Pulau Manitoulin, terdapat kota wisata populer Jasper di Pegunungan Rocky Alberta. Pada bulan Juli lalu, kebakaran hutan yang disebut-sebut sebagai "yang terbesar di wilayah ini selama satu abad" menghancurkan sepertiga bangunan di kota ini.

Salah satu yang terkena dampaknya adalah Maligne Lodge, sebuah hotel yang telah menyambut para tamu sejak tahun 1960-an. Pemiliknya, Karyn Decore, mengatakan bahwa kebakaran itu "sangat menghancurkan".

"Ada banyak hal yang harus dilakukan, namun saya mencoba untuk fokus pada apa yang harus saya lakukan hari ini, dan membiarkan hari esok untuk esok," ujarnya.

Untungnya bagi Ms Decore, Maligne Lodge telah diasuransikan, dan ia berharap dapat membangunnya kembali sebelum musim panas mendatang. Tapi entah berapa lama waktu yang dibutuhkan agar semua hotel lain di kota ini dapat dibuka kembali.

"Jasper adalah tujuan wisata internasional, dan hotel-hotel di sini telah dipesan 100% antara 1 Juni dan pertengahan Oktober," jelasnya.

"Kami sudah terjual habis untuk musim panas mendatang. Tantangannya adalah tidak banyak orang yang bisa mengunjungi Jasper sampai semua hotel dibangun kembali, dan kami tidak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan," tambahnya.

Masalah besar lainnya bagi sektor pariwisata Kanada adalah penurunan jumlah pengunjung Tiongkok. Hubungan antara kedua negara telah penuh dengan ketegangan sejak pertikaian diplomatik pada tahun 2018.

Pada tahun itu, kepala keuangan perusahaan telekomunikasi Tiongkok, Huawei, ditangkap di Kanada sebagai tanggapan atas surat perintah dari Amerika Serikat. Tiongkok merespons dengan menahan dua warga negara Kanada yang tinggal di Tiongkok atas tuduhan mata-mata. Ketiganya baru dibebaskan pada tahun 2021.

Beberapa analis mengatakan bahwa deretan kasus ini adalah alasan utama mengapa, setelah pandemi Covid-19, Tiongkok masih belum memasukkan Kanada kembali ke dalam daftar negara yang disetujui untuk dikunjungi oleh warga negara Tiongkok.

James Griffiths, koresponden Asia untuk surat kabar Kanada Globe & Mail, mengatakan bahwa pembekuan hubungan bilateral antara Tiongkok dan Kanada masih belum benar-benar pulih. Ia juga menunjuk pada dampak invasi Rusia ke Ukraina, yang berarti bahwa maskapai-maskapai penerbangan Barat tidak dapat lagi terbang melalui wilayah udara Rusia.

"Banyak maskapai penerbangan Amerika Utara dan Eropa yang benar-benar kesulitan dengan rute ke Tiongkok karena mereka tidak dapat terbang melalui Rusia atau melewati Rusia, dan dengan menghindari Rusia, Anda menambah waktu penerbangan sekitar tiga jam, yang lebih mahal bagi maskapai dan memberatkan penumpang," tuturnya.

Menteri Pariwisata Kanada, Soraya Martinez Ferrada, adalah politisi yang bertanggung jawab untuk mendatangkan lebih banyak turis ke negaranya. Ia mengatakan, ingin para turis tinggal lebih lama dan menghabiskan lebih banyak uang. Ketika ditanya tentang penurunan jumlah pengunjung dari Tiongkok, ia mengatakan bahwa Kanada berfokus pada pasar terbesarnya, Eropa dan Amerika Serikat.

"Meskipun dengan pengunjung dari Tiongkok, kami melihat bahwa Kanada masih menarik bagi mereka," kata Martinez Ferrada.

Mengatasi perubahan iklim adalah salah satu prioritas pemerintah, yang diakui oleh Martinez Ferrada sebagai "ancaman eksistensial bagi pariwisata Kanada". Namun Kanada, kata dia, adalah negara yang besar, dan "bukan seluruh negara yang terbakar".

"Kami harus memastikan para wisatawan memahami bahwa mungkin ada ancaman terkait perubahan iklim, namun ada begitu banyak tempat lain yang bisa dijelajahi yang tidak terdampak," imbuhnya.

Mengenai kekurangan staf yang menghambat perusahaan seperti Wiikwemkoong Tourism, ia mengakui perlu melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam mempromosikan sektor ini dan peluang karier yang kita miliki.

"Memiliki keterampilan dan pelatihan untuk melakukan hal tersebut, saya pikir itu penting," pungkasnya.

Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top