Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Aksi Protes Meletus di Ibukota Venezuela, Menentang Hasil Pilpres Menangkan Maduro

Foto : AFP/Raul Arboleda/Getty Images

Para penentang pemerintahan Presiden Venezuela Nicolas Maduro berunjuk rasa di Caracas pada 29 Juli 2024.

A   A   A   Pengaturan Font

CARACAS - Aksi protes meletus di beberapa wilayah Caracas pada hari Senin (29/7) menentang kemenangan pemilihan ulang yang diklaim oleh Presiden Venezuela Nicolas Maduro tetapi dibantah oleh oposisi dan dipertanyakan secara internasional, menurut pengamatan wartawan AFP.

Setelah pagi yang luar biasa tenang di ibu kota, dengan orang-orang mengatakan mereka masih terkejut, para pengunjuk rasa mulai membanjiri jalan-jalan di beberapa lingkungan sekitar jam makan siang, sementara kemenangan Maduro yang disengketakan sedang disertifikasi oleh otoritas pemilihan CNE yang loyalis.

Puluhan orang segera berubah menjadi ratusan karena semakin banyak orang bergabung dalam aksi demonstrasi meskipun hujan turun dan polisi dikerahkan dalam jumlah besar.

Di satu lingkungan, Petare, penduduk meneriakkan: "Pemerintahan ini akan jatuh, pemerintahan ini akan jatuh, pemerintahan ini akan jatuh!"

"Kebebasan, kebebasan!" teriak yang lain sambil membakar spanduk kampanye Maduro.

"Kami menutup usaha kami untuk bergabung dalam protes. Kami kecewa. (Hasil) ini tidak mencerminkan kenyataan. Kami memilih menentang Nicolas," kata Carolina Rojas yang berusia 21 tahun kepada AFP.

"Kami keluar karena ada penipuan," imbuh David (40), yang enggan menyebutkan nama belakangnya.

"Mereka memanggil tentara tapi... kita harus protes," katanya.

Pada pagi hari, warga terdengar memukul-mukul panci dan wajan sebagai tanda ketidakpuasan.

Pemilu diadakan hari Minggu di tengah meluasnya kekhawatiran akan penipuan dan kampanye yang tercemar oleh tuduhan intimidasi politik.

Sejumlah lembaga survei telah meramalkan kemenangan gemilang bagi oposisi, meskipun lembaga-lembaga yang setia kepada rezim tersebut melarang pemimpinnya yang sangat populer, Maria Corina Machado, untuk mencalonkan diri.

Dewan pemilihan CNE, yang setia kepada Maduro, mengatakan ia telah memenangkan 51,2 persen suara yang diberikan dibandingkan dengan 44,2 persen untuk kandidat proksi Machado, Edmundo Gonzalez Urrutia.

Pihak oposisi menyatakan terjadi kecurangan dan beberapa negara Barat dan Amerika Latin menyerukan audit pemungutan suara.

Maduro telah memperingatkan akan terjadinya "pertumpahan darah" jika ia kalah dalam pemilu hari Minggu.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top