Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis di Yerusalem l Tiga Roket Ditembakkan Kelompok Militan di Gaza ke Wilayah Israel

Aksi Anti-Israel Mulai Telan Korban

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Bentrokan antara tentara Israel dan demonstran warga Palestina mulai menelan korban jiwa. Ketegangan di Jalur Gaza dan Tepi Barat ini membuat situasi semakin memanas.

GAZA - Tentara Israel diwartakan telah menembak mati seorang pria Palestina yang berada dekat perbatasan Gaza pada Jumat (8/12). Menurut keterangan Kementerian Kesehatan Palestina, korban tewas setelah terlibat bentrokan terkait aksi protes pengakuan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, atas Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

"Ada lebih dari 200 orang terluka dalam dua bentrokan di wilayah pendudukan Israel di tepi Barat dan perbatasan Israel-Gaza," kata Kementerian Kesehatan Palestina, menambahkan laporan tewasnya seorang pria Palestina itu.

Bentrokan di perbatasan Israel-Gaza terjadi sejak Rabu (6/12) setelah Presiden Trump mengumumkan pengakuan sepihak atas Jerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan rencana pemindahan kantor Kedutaan Besar AS ke Yerusalem. Sikap Trump ini untuk mewujudkan janjinya saat kampanye menuju kursi kepresidenan tahun lalu.

Pihak militer Israel mengatakan hingga Jumat, aksi demonstrasi yang disertai bentrokan antara ratusan warga Palestina dan tentara Israel belum juga mereda. Para demonstran, selain melempari batu ke arah tentara Israel yang berjaga di perbatasan, juga membakar ban-ban bekas sehingga suasana ketegangan kian mencekam.

Atas penembakan ke arah demostran Palestina, pihak militer Israel telah mengakuinya. "Saat terjadi bentrokan, tentara kami menembak secara selektif terhadap dua penggerak aksi dan tembakan kami telah menemui sasaran," demikian pernyataan militer Israel.

Sebelumnya pada Kamis (7/12), pihak militer Israel melaporkan telah menerbangkan sebuah pesawat dan satu unit tank untuk menyerang dua sasaran kubu militan di Jalur Gaza. Pengerahan peralatan perang ini dilakukan setelah tiga buah roket ditembakkan ke arah wilayah Israel.

"Dua roket ditembakkan ke wilayah Israel dari Jalur Gaza dan jatuh ke wilayah kantong Palestina pada sore hari. Roket ke-3 ditembakkan kemudian dan jatuh di area terbuka di Israel. Tak ada korban atau kerusakan akibat serangan roket-roket tersebut," kata juru bicara militer Israel.

Sementara serangan balasan Israel terhadap dua sasaran di Gaza juga dilaporkan tak menelan korban. Kelompok Salafi di Gaza yaitu Brigade Al-Tawheed, menyatakan bertanggung jawab atas serangan roket itu.

Semasa peperangan di Gaza pada 2014, roket pencegat Iron Dome milik Israel, sering menghalau roket-roket yang ditembakkan kelompok militan dari Gaza ke wilayah Israel.

"Hari Angkara Murka"

Terkait sikap pengakuan Trump yang memicu ketegangan di Tepi Barat dan Jalur Gaza, pada Jumat kemarin, pihak Palestina menyatakan dimulainya hari angkara murka (day of rage). Langkah Palestina itu disikapi oleh polisi Israel dengan meningkatkan kehadiran mereka di Yerusalem serta memperketat akses bagi warga Palestina yang hendak menunaikan ibadah salat Jumat di Masjid Al Aqsa.

Namun langkah penutupan akses ke masjid ini tak dilakukan oleh pihak keamanan Israel karena menurut juru bicara polisi Israel, Micky Rosenfeld, hingga kemarin belum muncul indikasi akan terjadinya ketegangan di sekitar Al Aqsa.

Sejak keluar pengakuan Trump, kelompok Hamas yang berkuasa di Jalur Gaza, menyerukan agar seluruh warga Palestina menggelar pemberontakan-pemberontakan.

Gelombang aksi protes terhadap sikap AS bagi Yerusalem juga dilaporkan terjadi di luar Jalur Gaza dan Tepi Barat yaitu di sejumlah kota di Iran. "Ratusan warga Iran turun ke jalan sambil meneriakkan "Kamatian bagi AS dan Israel" dan mengibarkan bendera Palestina sambil membawa spanduk bertuliskan "Tempat Suci Yerusalem milik Umat Muslim".

Pada saat bersamaan, Presiden Iran, Hassan Rouhani dan para komandan garis keras Garda Revolusi juga menyerukan secara nasional aksi turun ke jalan untuk memulai hari angkara murka. "Keptusan Trump adalah hal yang salah, melanggar hukum, provokatif dan amat berbahaya," pungkas Presiden Rouhani.Rtr/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top