Senin, 09 Des 2024, 02:00 WIB

Akhirnya setelah Diprotes Rakyat dan Perlawanan Kekuatan Oposisi, Rezim Baath yang Telah Berkuasa Selama 61 Tahun Tumbang

Presiden Suriah Bashar al-Assad melambaikan tangan kepada pendukungnya setelah berpidato di Damaskus, beberapa waktu lalu.

Foto: AFP/SANA

ANKARA – Kekuasaan 61 tahun Partai Baath di Suriah tumbang pada hari Minggu (8/12) setelah Ibu Kota Damaskus lepas dari kendali rezim Assad. Partai Sosialis Arab Baath pertama kali berkuasa di Suriah pada 1963 melalui kudeta militer.

Pada 1970, Hafez al-Assad,
Ayah dari Bashar al-Assad, penguasa Suriah yang baru saja terguling, mengambil alih kekuasaan melalui kudeta internal partai dan menjadi presiden pada 1971.Setelah kematian Hafez al-Assad pada tahun 2000, Bashar al-Assad melanjutkan kepemimpinan rezim Baath.

Namun, kekuasaan Assad dan rezim Baath berakhir hari ini, ketika kelompok anti-rezim berhasil memasuki Damaskus, menandai puncak serangkaian perkembangan dramatis sejak akhir bulan lalu.
Gelombang protes rakyat yang menuntut kebebasan dimulai pada 2011, tetapi rezim Assad merespons dengan kekerasan terhadap para aktivis yang menyerukan perubahan.

Tindakan represif tersebut, yang menewaskan ribuan orang, memicu perang saudara di Suriah.
Meski kelompok oposisi bersenjata melancarkan perjuangan panjang, rezim Assad menolak menyelesaikan konflik melalui jalur diplomasi atau damai, meski mendapat tekanan internasional, termasuk dari aktor-aktor regional.

Kehilangan Kendali

Sejak bentrokan yang memuncak pada 27 November, rezim Assad kehilangan kendali atas banyak wilayah di negara itu, dimulai dari Aleppo, Idlib, dan Hama.

Dengan rakyat yang turun ke jalan di Damaskus, pasukan rezim mulai mundur dari institusi publik dan jalan-jalan kota, sementara kelompok anti-rezim memperkuat cengkeraman mereka atas pusat kota.

Runtuhnya kekuatan pasukan Assad di ibu kota mengakhiri 61 tahun pemerintahan Partai Baath yang penuh kekerasan dan 53 tahun kekuasaan keluarga Assad.

Dalam sebuah video yang diunggah di media sosial, Mohammad Ghazi al-Jalali, perdana menteri pemerintahan Bashar al-Assad, menyatakan kesiapan mereka bekerja sama dengan pemerintahan baru yang dipilih oleh rakyat Suriah serta memberikan dukungan penuh.

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Eko S

Tag Terkait:

Bagikan: